Pemanfaatan Fasilitasi FTA Naik

Senin, 04 Juli 2011 – 11:12 WIB
JAKARTA- Kini minat pengusaha memanfaatkan keringanan bea masuk di negara tujuan ekspor makin tinggiBerdasar jumlah penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA) untuk ekspor ke sejumlah negara terus mengalami peningkatan

BACA JUGA: Kembangkan Panas Bumi, PGE Siapkan USD2 Miliar

SKA tersebut bagian dari fasilitasi Free Trade Agreement (FTA) atau Economic Partnership Agreement (EPA).

Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Deddy Saleh mengatakan, meningkatnya penggunaan fasilitasi keringanan bea masuk bagi produk lokal yang diekspor ke negara tujuan tertentu tersebut menunjukkan tren positif
"Pemanfaatan keringanan bea masuk itu diharapkan dapat terus meningkatkan daya saing produk ekspor kita di negara-negara tujuan," katanya.

Dikatakan, data peningkatan tersebut diperoleh dari tabulasi seluruh kantor yang menerbitkan SKA untuk ekspor ke mancanegara

BACA JUGA: Garap West Madura, Pertamina Ajak Pemda di Jawa Timur

Fasilitasi tersebut antara lain Asean Free Trade Agreement (AFTA), Asean-China Free Trade Agreement (ACFTA), ASEAN-Korea Free Trade Agreement (AKFTA), Asean-India Free Trade Agreement (AIFTA) dan Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA).

Deddy menuturkan, realisasi pemanfaatan SKA sepanjang periode Januari-Mei 2011 mengalami peningkatan kecuali ACFTA
Form AK untuk AKFTA mendominasi pangsa nilai SKA sebesar 56,8 persen

BACA JUGA: Kepri Harus Kurangi Transaksi dengan Dolar

Kenaikan tersebut didorong pemanfaatan SKA untuk ekspor produk karet dan produk hilir karet ke Korea Selatan dengan pertumbuhan 521,1 persenYakni, periode Januari-Mei 2010 lalu senilai USD 22,7 juta menjadi USD 118,2 juta pada tahun ini.

Setelah AKFTA, disusul AIFTA dengan pangsa pemanfaatan SKA preferensi Form AIFTA terhadap ekspor nonmigas selama periode Januari-Mei 2011 sebesar 47,5 persen"Kenaikan tertinggi untuk ekspor produk pulp kalau dibandingkan April 2010 tumbuh 235,5 persen atau dari USD 10,5 juta menjadi USD 24,8 juta," ucapnya.

Kemudian, pemanfaatan SKA preferensi dalam kerangka ACFTA sebesar 42,6 persenKendati tinggi, tapi pangsa pemanfaatan fasilitasi keringanan bea masuk untuk barang yang diekspor ke Tiongkok turun 44 persen dari periode Januari-Mei 2010Kenaikan paling signifikan untuk ekspor produk lemak dan minyak hewani atau nabati senilai USD 202 juta pada 2010 menjadi USD 386,8 juta pada 2011 dengan kenaikan 191,5 persen.

Sedangkan ekspor ke negara tujuan di ASEAN dengan memanfaatkan SKA Form D mayoritas untuk ekspor komoditas lemak dan minyak hewani atau nabati, tembaga dan produknya, dan bahan bakar atau minyak mineralKenaikan terbesar adalah produk lemak dan minyak hewani atau nabati, yang pertumbuhannya mencapai lebih dari 300 persen.

Sementara total jumlah SKA periode Januari-Mei 2011 mencapai 104.394 SKA atau naik 14,3 persen dari periode sama tahun lalu sejumlah 91.330 SKASedangkan berdasarkan tipe preferensi SKA terbesar untuk AFTA mencapai 46.051 SKA, IJEPA sebanyak 24.351 SKA, AKFTA sejumlah 15.169 SKA, ACFTA hanya 14.214 SKA dan AIFTA sejumlah 4.609 SKAKhusus ACFTA mengalami penurunan sebesar 69,6 persen dari periode tahun lalu 46.720 SKA(res)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Minyak Mentah Lokal Turun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler