BALIKPAPAN - Rencana dimulainya pembangunan 1.000 unit rumah murah di kawasan Batakan Kelurahan Manggar oleh PT Cipta Griya Sarana Asri (CGSA) hingga saat ini belum jelasPadahal pembangunan tersebut sebelumnya direncanakan pada pertengahan Juli lalu, namun hingga kini belum terealisasi.
Kabid Perumahan Dinas Tata Kota dan Perumahan (DTKP) Balikpapan, Herry Misnoto mengungkapkan, telah terjadi revisi harga rumah murah yang berlokasi di kawasan Batakan tersebut
BACA JUGA: Moratorium Pengiriman TKI Dianggap Tak Pro Rakyat
Revisi harga tersebut, menjadi salah satu penyebab tertundanya pembangunan rumah murah, mengingat revisi harga berdampak pada perubahan site plan pembangunanJika sebelumnya harga rumah murah dipatok sebesar Rp 26 juta per unit, setelah direvisi menjadi Rp 25 juta per unit karena terjadi perubahan luas lahan yang digunakan, dari 10 x 20 meter persegi, menjadi 9 x 12 meter persegi.
“Karena perubahan itu, kita juga tidak bisa mengeluarkan IMB dan taksasi biaya lainnya, jika pengembang belum juga menyelesaikan perubahan site palnnya,” kata Hery
BACA JUGA: Walhi Tolak Proyek Kereta Api di Kalteng
Dikatakannya, saat ini peroses pembangunan rumah murah tersebut memasuki tahapan inventarisasi atau pendataan jumlah potensial calon penghuni. Sementara hal teknis yang bersifat perizinan bangunan atau IMB belum dibahas lebih lanjut, sebelum site plan dirampungkan oleh pengembang.
Bagaimana kontribusi pemerintah terhadap program ini? Herry mengatakan Pemkot tidak lagi menjadi inisiator tetapi sudah bersikap fasilitator
BACA JUGA: Kepergok Nyemen, Siswa Kocar-kacir Diburu Polisi
“Untuk membebaskan biaya IMB, rasanya tidak mungkin karena ada jual beli dan peruntukkannya juga bersifat komersil, tidak seperti bangunan masjidNamun, dalam peraturan yang tertulis mungkin biaya perizinan mendapat pengurangan dari 15 persen sampai 60 persen dari izin IMB biasa,” tegasnya.Ia juga menegaskan, program pembangunan rumah murah tersebut, adalah yang pertama dilaksanakan di Indonesia, dimana inisyatif dan pelaksanaannya dilakukan oleh swasta.
“Sistem ini merupakan kali pertama yang pernah dilakukan di Indonesia, pihak pengembang mengupayakan pemenuhan kebutuhan perumahan bagi warga berpenghasilan rendah,” ungkap Hery
Sejauh ini animo masyarakat untuk memiliki rumah murah tersebut memang sangat tinggi, dari data terakhir tercatat sekitar 4.000 orang peminat yang mendaftar dari 1.000 unit kuota yang tersedia“Sebelumnya ada 6.000 peminat, tapi setelah di survei banyak yang berasal dari luar Kota Balikpapan, dan yang tersisa hanya 4.000 orang saja,” pungkasnya(ibr/awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penyumbang Minta Tanggung Jawab Darsem
Redaktur : Tim Redaksi