jpnn.com - SURABAYA -Dua gedung SMK negeri di Surabaya Barat menjadi dampak dari pengalihan kewenangan pengelolaan pendidikan menengah (dikmen).
Dua gedung itu kini dibiarkan terbengkalai. Gedung pertama berada di Jalan Raya Tengger, Kandangan.
BACA JUGA: Tolong..UNBK Jangan Hanya Bebani Sekolah
Gedung kedua terletak di Dukuh Lempung, Lontar, Sambikerep.
SMK Tengger berdiri megah sejak setahun lalu. Sekolah tersebut terdiri atas dua bangunan utama yang masing-masing berlantai tiga.
BACA JUGA: Tolong Awasi Peredaran Buku Pelajaran Berbau Pornografi!
Dua bangunan dihubungkan dengan selasar. Desainnya modern.
Namun, berdasar pantauan Jawa Pos, gedung tersebut seperti tidak berpenghuni.
BACA JUGA: Kepala Sekolah Ogah Infak Dikategorikan Pungli
Semak belukar setinggi pinggang orang dewasa tampak memenuhi halaman. Tumbuhan menjalar juga merambat ke dalam gedung.
Menurut Ketua RW 2 Kandangan Suud, pembangunan gedung itu sejatinya sudah selesai pada akhir 2015.
Namun, sejak itu pula, tidak pernah ada tindak lanjut dari pemkot.
Juga, tidak ada komunikasi apa pun dengan warga sekitar terkait nasib gedung tersebut.
''Saya merasa tidak dititipi apa-apa, baik untuk pengawasan maupun perawatannya,'' katanya.
Padahal, Suud dan seluruh warga Tengger berharap banyak pada SMK tersebut. Surabaya Barat memang tidak memiliki SMK negeri.
Siapa pun yang ingin masuk SMK harus bersekolah jauh ke tengah kota. Ada dua pilihan.
Yakni, SMKN 2 di Jalan Tentara Genie Pelajar, Sawahan, dan SMKN 7 Pawiyatan, Bubutan, tempat Suud sehari-hari mengajar.
''Lumayan, dari sini sekitar 12 kilometer,'' katanya, lantas tertawa kecil.
Seingat Suud, dulu pemkot juga menjanjikan berbagai fasilitas lain bersamaan dengan pembangunan gedung SMK Tengger.
Antara lain, penambahan fasilitas ibadah dan perluasan makam.
Namun, hingga akhir tahun ini, belum jelas kelanjutannya.
''Kami (warga RW 2, Red) juga sering coba berkomunikasi dengan pemkot,'' tutur Suud.
Lain lagi dengan gedung SMK di Dukuh Lempung. Kondisinya sedikit lebih baik.
Terdiri atas satu deret gedung berlantai tiga. Kacanya bersih dan catnya masih terang.
Sekitar gedung pun terpagar dan terpaving dengan baik. Tidak ada belukar yang masuk area gedung.
''Gedung ini baru selesai Oktober lalu,'' ujar Abdus Samad, ketua RW 5 Dukuh Lempung.
Namun, pembangunan gedung tersebut sebenarnya jauh dari kata selesai.
Berdasar maket yang dipegang Abdus Samad, kompleks SMK tersebut masih akan dibangun 50 meter ke barat dan 25 meter ke selatan.
Gedung yang berdiri baru sepertiga dari rencana keseluruhan.
Pembangunan akan menghabiskan hampir seluruh bekas tanah kas desa (BTKD) di RW 4.
''Mungkin berhenti karena SMK dipindah ke provinsi,'' kata pria yang tinggal beberapa meter di samping gedung tersebut.
Padahal, seingat Samad, gedung itu dibangun sejak 2013 oleh tiga kontraktor.
Selain gedung, nanti ada fasilitas olahraga berupa lapangan futsal. Namun, nasib gedung juga tidak jelas.
Padahal, warga telanjur berharap banyak. ''Kalau kami boleh usul, dijadikan SD saja. Di Lontar ini SD cuma satu,'' tandasnya. (tau/c7/oni/flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Guru TK-PAUD Wajib Berijazah S1
Redaktur : Tim Redaksi