jpnn.com - DENPASAR - Di luar proyek MRT dan bandara, yang menjadi fokus pembangunan berikutnya adalah pelabuhan kapal pesiar bertaraf internasional.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dalam paparannya saat rapat koordinasi Bappeda se-Bali di Hotel Prama Sanur Beach Hotel kemarin (29/10) seperti dikutip dari Radarbali.com, mengatakan, pelabuhan kapal pesiar harus dibangun di Bali karena Bali menjadi tujuan kapal pesiar untuk singgah.
BACA JUGA: PLN Disebut-sebut Jadi Induk Holding BUMN, Stakeholder Resah
Disinggung pembangunan pelabuhan cruise Tanah Ampo, Manggis, Karangsem, yang mangkrak, Bambang mengatakan, ada problem mendasar mengapa proyek tersebut tidak berjalan seperti yang diharapkan. Yakni terjadinya rebutan pengelolaan antara daerah dengan kementerian perhubungan.
“Idenya ada dan manfaatnya tahu. Tapi, mungkin ketika proses pengerjaan, ada dua. Pertama tidak ada yang mengerjakan sama sekali. Kedua rebutan ngerjainnya.
BACA JUGA: Ada Tol Laut, Tapi Harga Mahal?Pasti Pungli!
Setelah ditelusuri, ternyata masalahnya itu ada rebutan antara kabupaten dan kementerian perhubungan,” jelas Bambang.
Selain itu, yang tidak kalah penting menjadi fokus pemerintah pusat, yakni memperbaiki bauran energi di Bali. Karena kebutuhan listrik di Bali sangat besar. Tingkat ketergantungan listrik dari Jawa dan diesel juga sangat tinggi.
BACA JUGA: Bangun Bandara Alternatif Di Buleleng
“Masalah energi menjadi pekerjaan rumah (PR) penting untuk Bali. Disel terlalu mahal dan penyebab polusi,” jelas Bambang.
Dalam rakor Bappeda tersebut, Bambang juga menyatakan, pemerintah pusat fokus mewujudkan program air besih dan sanitasi. Sebab ini adalah program yang lebih penting dibandingkan infrastruktur jalan.
"Tujuannya tentu untuk menciptakan masyarakat yang sehat,” ujarnya.(JPG/feb/mus/fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bangun Light Rail Transit untuk Mengurai Kemacetan
Redaktur : Tim Redaksi