jpnn.com, KOTABUMI - Misteri pembunuhan sadis terhadap Supriyani dan Sumarija (ibu dan anak) di area persawahan dusun Kalibunder Desa Kalicinta Kecamatan Kotabumi Utara, Lampung Utara (Lampura), Selasa (21/3) lalu, mulai menemukan titik terangan.
Pasalnya, jajaran Polres Lampura, saat ini telah menahan satu orang tersangka yang diduga sebagai pelaku pembunuhan tersebut.
BACA JUGA: Polisi Pelaku Mutilasi Anggota Dewan Dituntut Pidana Mati
Tersangka Mj (40) yang merupakan tetangga korban tersebut, masih berada di Mapolres Lampura guna pemeriksaan lebih lanjut.
Kasat Reskrim Polres Lampura AKP Supriyanto Husin, membenarkan pihaknya telah menahan seorang warga, terkait kasus pembunuhan Supriyani (35) dan ibunya Sumarija (65) yang tewas di lahan swah miliknya berada di Dusun Kalibunder Desa Kalicinta Kecamatan Kotabumi Utara.
BACA JUGA: Nasib Mantan Kadis Ini Ditetapkan Usai Gelar Perkara
“Sebelumnya terdapat dua orang yang kita curigai sebagai pelakunya. Antara lain Sulis (33) dan suminya Marjuli (40). Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan intensif, ternyata pelakunya adalah Marjuli. Dia merupakan tersangka tunggal,” beber Supriyanto.
Mantan Kanit III Tipiter Polres Lampura itu mengaku telah mengamankan barang bukti satu bilah senjata tajam (sajam) jenis parang, pakaian korban maupun tersangka yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP).
BACA JUGA: Tragis, Dosen Stikes Tewas Bersimbah Darah di Rumahnya
“Motifnya dendama. Semua masih kita dalami lebih lanjut. Tersangka kita jerat dengan pasal 338 tentang pembunuhan, degan ancaman hukuman maksimal seumur hidup,” ujar Supriyanto seperti dilansir Radar Lampung hari ini.
Sebelumnya, sekitar pukul 14.00 WIB, jajaran Polres Lampura mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) guna mencari bukti sekaligus sejauh mana keterlibatan tersangka.
Kala itu, petugas juga menghadirkan pasangan suami istri (Sulis dan Marjuli) ke TKP. Puluhan petugas bersenjata lengkap, berjaga-jaga di area yang telah dipagari garis polisi itu.
Sementara, ratusan masyarakat desa setempat juga terlihat mendatangi lokasi. Hanya saja petugas tidak memperbolehkan warga mendekat. Masyarakat hanya diperbolehkan melihat dari kejauhan, begitu halnya dengan awak media.
Pantuan di lokasi, secara bergantian polisi menghadirkan keduanya ke TKP. Di lokasi itu, pertama kali menghadiri saksi Sulis yang merupakan istri dari Marjuli. Sulis diminta menceritakan awal dirinya keluar dari rumah dan hingga melakukan aktivitas berkebun di lahan singkongnya.
Bukan hanya itu, petugas juga meminta secara merinci, apa saja aktivitas yang dilakukan pasutri itu berada di kebun singkong miliknya.
Hal serupa juga dipertanyakan penyidik terhadap Marjuli. Dirinya dicecar sejumlah pertanyaan yang mengarah dirinya sebagai pelaku. Kendati demikian, Marjuli bersih kukuh tidak melakukan pembunuhan terhadap kedua korban tersebut.
Di TKP Marjuli berkelit ketika petugas meminta dirinya memperagakan selama beraktivitas di kebun milikinya yang bersebelahan dengan sawah milik kedua korban.
Petugas yang berada di lokasi, sangat mencurigai keduanya sebagai pelaku. Satu persatu keganjilan terkuak, ketika keduanya secara bergantian menunjukan tempat selama beraktivitas di kebun singkong milikinya.
Tidak sampai disitu, polisi juga nampak beberapa kali menunjukan tempat kedua korban ditemukan tewas. Sementara, bedasarkan informasi yang diperoleh wartawan ini, tidak ada warga lainnya selain pasutri berada di sekitar TKP.
Selain lahan perkebunan singkong miliknya bersebelahan dengan sawah milik korban, di sekitar lokasi tidak ada warga lainnya yang beraktivitas di kebun.
Usai dari TKP, lalu keduanya digelandang kambali ke Polres Lampura, dan keduanya dijebloskan di sel tahanan.
“Saat ini, keduanya masih berkelit, meski beberapa saksi dan barang bukti mengarah kepada keduanya,” ujar Supriyanto.
Dia menegaskan, tidak lama lagi kasus pembunuhan terhadap Supriyani dan Sumarija akan terungkap. ”Untuk itu, kami harap media dapat bersabar. Petugas masih berkerja mengungkap kasus pembunuhan tersebut,” pungkasnya. (ozy)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bocah Ceria Itu Berakhir Tragis di Tangan Pengasuhnya
Redaktur & Reporter : Budi