jpnn.com, DEN HAAG - Sebuah pemandangan mengagetkan terjadi di persidangan Mahkamah Internasional di Den Haag, Belanda, Rabu (29/11). Mantan komandan perang Bosnia-Kroasia yang didakwa sebagai penjahat perang, Slobodan Praljak (72) bunuh diri di persidangan.
Praljak muncul di Mahkamah Internasional untuk mengajukan banding atas hukuman 20 tahun penjara. Selama ini, pria Kroasia itu ditahan di sel rahasia milik Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
BACA JUGA: Tak Terima Vonis, Penjahat Perang Bunuh Diri di Depan Hakim
“Saya bukan penjahat perang!” ujarnya di depan persidangan sembari menenggak cairan hitam dari botol kecil. “Saya minum racun.”
Setidaknya, Praljak dua kali menyatakan bahwa dirinya bukan penjahat perang. “Saya menolak hukuman ini,” tegasnya.
BACA JUGA: Si Jagal Bosnia Dihukum Menghabiskan Sisa Hidup di Penjara
Beberapa saat setelah Praljak menenggak cairan beracun, kru ambulans berdatangan di lokasi. Helikopter juga mulai melayang di atas gedung Mahkamah Internasional.
BACA JUGA: Pembantai Muslim Bosnia, Ratko Mladic Divonis Hari Ini
Sejumlah petugas gawat darurat tampat mengenakan helm bermasker yang dilengkapi tangki oksigen. Paramedis langsung bergegas ke dalam ruang sidang, sementeria petugas pengadilan meminta mereka tetap tenang.
Selanjutnya, Praljak dibawa ke rumah Sakit HMC di Den Haag. Juru bicara Mahkamah Internasional memastikan Praljak tewas. “Dia meminum satu cairan di dalam pengadilan dan langsung jatuh sakit,” ujar sang juru bicara.
Sebagaimana dikutip dari laman trialinternational.org, Praljak lahir pada 2 Januari 1945 di Kota Capljina, Boznia-Herzegovina. Dia merupakan insinyur listrik di Zagreb yang bekerja sebagai produser sinema, teater dan televisi.
Selain itu, Praljak juga menjadi dosen. Dia mengajar filsafat dan psikologi
Pada awal musim panas 1991, dia bergabung dengan Angkatan Bersenjata Kroasia. Selanjutnya pada 3 April 1992, Praljak langsung menyandang pangkat mayor jenderal.
Kemudian pada 14 Maret 1992, Praljak menjadi wakil menteri pertahanan di Republik Kroasia. Mulai 10 September 1992, dia dipercaya menjadi anggota Dewan Pertahanan Nasional Republik Kroasia hingga 15 Juni 1993.
Merujuk surat dakwaan, Praljak selama periode sebelum 18 November 1991 hingga April 1994 tergabung dalam usaha bersama dalam pemurnian etnis untuk membentuk Kroasia Raya. Untuk mencapai tujuan itu, Praljak memelopori kebencian massal berdasar etnis dan agama dengan dibarengi teror serta intimidasi.
Di era itu pula Praljak dan pasukannya menggelar penangkapan massal terhadap warga muslim Bosnia. Banyak di antara warga muslim Bosnia yang terbunuh sehingga Praljak.
Pada 1993, PBB membentuk Pengadilan Pidana Internasional untuk Bekas Yugoslavia atau ICTY. Praljak secara sukarela menyerahkan diri ke ICTY pada 5 April 2004.
Selanjutnya pada 2013, Praljak bersama lima mantan politikus dan pejabat pertahanan Kroasia dinyatakan terbukti melakukan pembersihan etnis. Dakwaan untuk Praljak adalah pembunuhan secara sengaja, serangan seksual, pendeportasian dan penangkapan terhadap warga sipil secara ilegal, pelanggaran hukum perang, perlakuan kejam dan teror terhadap warga sipil, serta kejahatan melawan kemanusian termasuk persekusi berdasar perbedaan politik, ras, agama, hingga pemerkosaan dan pemenjaraan yang tak manusiawi.(mail/mirror/ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KKB Papua Ancam Seret TNI-Polri ke Mahkamah Internasional
Redaktur & Reporter : Antoni