Pemerintah Bahrain Tutup Dialog

Demonstran Masih Belum Mau Mandek

Jumat, 25 Februari 2011 – 07:12 WIB

MANAMA- Demonstran anti pemerintah Bahrain belum menunjukkan tanda-tanda untuk menyerahKelompok oposisi menyatakan pemerintah belum menerima syarat pra kondisi yang diajukan untuk melakukan dialog.

Untuk menunjukkan bahwa mereka tidak akan meninggalkan Lapangan Mutiara, para demonstran menyebut dirinya sebagai 'Martir Bundaran' atau Martyr's Roundabout

BACA JUGA: Tentara Kadhafi Rudal Demonstran di Masjid

Di bundaran persimpangan utama Ibu Kota Manama, demonstran mengibarkan bendera merah-putih dengan disertai tujuh nama demonstran korban yang tewas dalam bentrokan terakhir dengan polisi.

"Siapa pun yang berpikir bahwa mereka bisa membubarkan kami dengan menawarkan sebuah dialog, semua itu hanya ilusi," tulis sebuah poster yang ditambatkan di antara dua batang pohon palm di Lapangan Mutiara.

Ribuan demonstran yang mayoritas Syiah setiap hari membanjiri Lapangan Mitiara sejak 14 Februari
Sebagian dari mereka menuntut lengsernya dinasti Suni, Al-Khalifa, yang berkuasa di Bahrain selama lebih dari 200 tahun.

Kelompok oposisi utama telah berhenti menyuarakan tuntutan serupa

BACA JUGA: Evakuasi Delapan TKI di Istana Khadafi

Mereka kemudian meminta dilakukannya reformasi, termasuk pemilihan umum bagi seorang perdana menteri dan penyusunan konstitusi monarki
Dalam sebuah pernyataan resminya Rabu (23/2), koalisi oposisi menyatakan bahwa tawaran dialog oleh Pangeran Mahkota Sheikh Salman bin Hamad al-Khalifa sama sekali tidak berdasar.

"Dialog seharusnya dibangun dengan fondasi yang jelas," tulis pernyataan tersebut

BACA JUGA: Krisis Libya Bisa Picu Kenaikan Harga Minyak

"(Tapi) Tidak ada satu pun hal mendasar yang disebutkan oleh pangeran dalam ajakan dialog tersebut," tambahnya.

Oposisi menuntut seluruh pejabat pemerintah yang dipimpin oleh paman dari Raja Hamad, Sheikh Khalifa bin Salman, sebagai syarat pra-kondisi sebelum dialog dilakukanKoalisi oposisi Bahrain terdiri atas Asosiasi Islam Nasional Bersatu (INAA), kelompok Syiah terbesar di Bahrain, enam partai Syiah lainnya, liberal, kelompok garis kiri, dan nasionalis Arab.

INAA menguasai 18 kursi di parlemen Bahrain yang terdiri atas 40 kursiKelompok oposisi tersebut telah mengundurkan diri dari parlemen saat demonstrasi telah menelan korban jiwa.

Untuk menenangkan demonstran, Raja Hamad memerintahkan pembebasan sejumlah tahanan politik Syiah, dengan status diampuni oleh kerajaanAFP melaporkan, mereka yang dibebaskan tersebut tampak telah bergabung dengan para demonstran di Lapangan Mutiara, Rabu malam (23/2) waktu setempatPara tahanan politik tersebut sebelumnya sedang diadili atas tuduhan terorisme dan subversif

Para aktivis tersebut mengaku telah disiksa saat berada dipenjara"Mereka menyiksa kami dengan setrum, pukulan, dan cacian," ujar salah satu aktivis, Sheikh Mohammed Habib al-Muqdad, kepada harian lokal Al-WasatSalah satu dari aktivis yang diampuni adalah pimpinan gerakan Haq, Hassan Mashaima, yang ditahan di Lebanon saat akan pergi ke Manama dari Inggris

Sejumlah ulama ternama Bahrain menyerukan demonstrasi lebih besar hari ini, Jumat (25/2) untuk mengenang para korban tewasMereka juga meminta demonstran tidak bergeser dari Lapangan MutiaraSetelah terjadi penggerebekan oleh polisi, pekan lalu, kini, otoritas melarang penggunaan kekerasan kepada para demonstran(cak/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sembuh, Raja Saudi Pulang Kampung


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler