JAKARTA— Kementrian keuangan mengklaim anggaran negara saat ini dalam kondisi sehatRealisasi pendapatan negara dalam APBN 2011 hingga 31 Maret 2011, disebutkan lebih baik dari realisasi periode yang sama tahun sebelumnya bahkan melewati target.
Kepada wartawan di Jakarta, Kamis (14/4), Wakil Menteri Keuangan Any Ratnawati menjelaskan, realisasi pendapatan negara hingga akhir Maret 2011 tercatat sebesar Rp213,8 triliun atau naik 19,3 persen dari target, atau meningkat Rp38,8 triliun (22,2 persen) dari realisasi tahun lalu.
Penerimaan pajak juga mengalami kenaikan 20 persen dari target 2011 yang hanya 17,6 persen
BACA JUGA: Targetkan Rp30 Miliar dari Festival UKM
Sedangkan realisasi belanja negara per Maret 2011 tercatat Rp208 triliun, atau naik 16,6 persen dari targetDari nilai ekspor tercatat mengalami pertumbuhan hingga mencapai USD14,4 miliar dan impor sebesar USD11,99 miliar
BACA JUGA: INCO Genjot Produksi
Sementara deflasi mencatat sejarah menjadi yang terbesar sepanjang 10 tahun terakhir yakni 0,32 persen‘’Transfer daerah juga baik dan belanja pusat sudah mencapai 13,8 persen
BACA JUGA: DPR: Petani Bisa Kolaps Karena BK CPO
Pada Maret ini dari segi anggaran, kita surplus 5,7 persen atau Rp18,2 triliunJuga ada kelebihan pembiayaan sekitar Rp40,2 trilun dari tahun lalu sekitar Rp48,7 triliun,’’ jelas Any.Melihat porsi APBN yang cukup sehat, Any pun belum mengkhawatirkan tekanan akibat harga minyak yang tinggi dan penguatan rupiahDikatakannya, nilai tukar rupiah triwulan I-2011 rata-rata adalah Rp8.904Sedangkan realisasi harga minyak USD104,5 per barel dan rata-rata realisasi produksi minyak mentah lifting 906.000 barel per hari.
Meski mengakui bahwa pemulihan ekonomi global saat ini masih bisa mempengaruhi inflasi, namun Any berpandangan bahwa asumsi makro ekonomi dalam APBN masih bisa dipertahankanBahkan saat harga minyak melambung tinggi, Any yakin negara belum tekor.
‘’Insyallah masih belumKita selalu mengingatkan harus menjaga setiap level yang disepakatiKita dorong terus harus sesuai asumsi dan ingatkan BP Migas bahwa liftingnya harus tercapai,’’ tegas Any.
Sementara, Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Hatta Rajasa mengatakan, pemerintah masih melakukan kajian untuk merubah asumsi makroDikhawatirkan dengan harga minyak dan penguatan rupiah, bisa mempengaruhi APBNApalagi selama ini lifting minyak terus menunjukkan penurunan.
‘’Ya itulah yang saya kecewakan, dalam 10 tahun ini tidak pernah capai target, turun terusTapi kita lakukan dulu semaksimal mungkinKeputusannya melalui pembahasan dengan DPRKita tidak mau mendahului,’’ kata Hatta.(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lagi, Industri Dalam Negeri Minta Diproteksi
Redaktur : Tim Redaksi