Pemerintah Larang Produksi Air Minum Bersumber dari Air Hujan

Selasa, 29 Maret 2011 – 09:23 WIB

OSAKA - Tingkat radiasi akibat kebocoran reaktor Fukushima Daiichi kini mengancam pasokan air di seluruh JepangKementerian Kesehatan meminta seluruh fasilitas penyulingan air di seluruh Jepang menghentikan menggunakan air hujan untuk dijernihkan dan dikonsumi masyarakat

BACA JUGA: Pabrik Amunisi Yaman Meledak, 110 Orang Tewas

Selain itu pemerintah juga meminta, setiap kolam penampungan air ditutup terpal untuk mencegah terkontaminasi radiasi.

Ibu Kota Tokyo dan sejumlah wilayah di sekitarnya, pekan lalu menyatakan, telah mendeteksi peningkatan kadar radioaktif iodine-138 di dalam air ledeng
Akibatnya, otoritas setempat menyatakan bahwa air tersebut tidak aman untuk bayi, meski tingkat radiasinya terus menurun sepekan terakhir.

Kementerian kesehatan memperingatkan, air hujan pasca ledakan reaktor kemungkinan besar terpapar elemen radioaktif yang dikeluarkan oleh Fukushima Daiichi

BACA JUGA: Salah Baca, Tetap Berbahaya

Biasanya air tersebut dialirkan melalui sungai ke kanal-kanal sebelum dijernihkan sebagai air minum.

"Karena tingkat radioaktif meningkat di Tokyo setelah hujan turun, kementerian kesehatan meminta operator fasilitas penjernih air di seluruh Jepang untuk mengambil langkah-langkah pencegahan," terang seorang pejabat Kementerian Kesehatan kepada Agence France Presse


Langkah-langkah tersebut diantaranya menghentikan penggunaan air sungai setelah hujan turun dan menutup kolam penampun air yang sudah dijernihkan dengan terpal

BACA JUGA: Kadhafi Terdesak di Kota Kelahiran

"Kementerian menginstruksikan, langkah tersebut bisa dilakukan dengan catatan tidak mengganggu suplai air besih kepada masyarakat," tambahnya.

Kementerian kesehatan juga mengimbau agar operator fasilitas penjernih air menggunakan bubuk zat karbon dalam proses penjernihan untuk mengurangi material radioaktifBadan meteorologi Jepang memprediksi akan turun hujan dan salju sore hari ini (29/3) di sebagian Prefektur Fukushima dan Ibaraki, dimana lokasi PLTN berada.

Krisis nuklir akibat rusaknya PLTN Fukushima Daiichi juga memberi tekanan berat kepada petinggi perusahaan operator, Tokyo Electric Power Co (TEPCO).  Presiden TEPCO Masataka Shimizu dilaporkan jatuh sakit dan memutuskan untuk mengambil cuti beberapa hari untuk memulihkan kondisinya.

Pria 66 tahun tersebut sakit sejak 16 MaretDia cuti sebagai anggota satuan tugas yang dibentuk pemerintah dan TEPCO untuk beberapa hari"Karena bekerja telalu keras, dia (Shimizu) jatuh sakitMeski tidak bisa bergabung secara langsung dengan satuan tugas, dia tetap berada di kantor pusat Tokyo setiap saat untuk memberikan pengarahan," terang seorang juru bicara TEPCO seperti dilansir AFPDia menambahkan bahwa, saat ini, Shimizu sudah pulih.

Namun Harian Mainichi, yang mengutip sumber TEPCO lainnya melansir, Shimizu sedang sakit parah dan sebagian besar waktunya hanya bisa dihabiskan di atas tempat tidur, di ruangan berbeda dimana satuan tugas bekerja

Shimizu tak lagi tampil di depan publik sejak jumpa pers 13 Maret lalu, pasca ledakan di PLTN Fukushima terjadiKeterangan Shimizu tersebut bahkan banyak mendapat kritik dari media lokal

TEPCO juga menuai kritik dari pemerintah, Minggu (26/3), sehari setelah mengumumkan keterangan salah tentan meningkatnya radiasi di dalam air hingga 10 juta kali lipat di atas normalNamun kemudian menganulir keterangan sebelumnya dengan menyebut angka lebih rendah, meski masih dalam level bahaya

"Mengingat fakta bahwa memonitor tingkat radioaktif adalah hal penting untuk memastikan keamanan, kesalahan seperti ini sama sekali tidak bisa diterima," ujar Juru Bicara Pemerintah Yukio EdanoAkibat kesalahan tersebut nilai saham TEPCO merosot 18 persen, kemarin (28/3).(cak)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Abbas dan Hamas Bahas Persatuan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler