JAKARTA — Pemerintah mengkhawatirkan berbagai kondisi global yang mempengaruhi melonjaknya harga minyak duniaKonflik di negara Timur Tengah seperti Mesir, Yaman, Yordania dan negara penghasil minyak lainnya menjadi salah satu pemicu utama kenaikan harga minyak
BACA JUGA: Kelangkaan BBM Terindikasi Akibat Penyelundupan
Bencana gempa dan tsunami yang dialami Jepang juga diyakini ikut mempengaruhiMeskipun begitu, pemerintah memastikan belum ada rencana untuk menaikkan harga BBM
BACA JUGA: Pemerintah Cadangkan Rp 14,8 T untuk Listrik
Walaupun pada periode November 2010 hingga Februari 2011, beberapa negara di Asia telah menaikkan harga BBM mereka sekitar 9-16 persenBACA JUGA: Kenaikan Harga Pangan Lebihi Krisis 1998
Sementara Singapura telah menaikkan harga solar mereka sekitar 16 persen.‘’Sementara kita, masih tetap mempertahankan tidak menaikkan harga BBMNamun kita harus bisa menjaga antar demand (permintaan) dan suply (ketersediaan),’’ kata Menteri Keuangan Agus Martowardojo dalam diskusi bersama Forum Wartawan Keuangan Makro (Forkem) di Jakarta, Sabtu (19/3).
Agus menjelaskan, APBN saat ini masih amanKarena besaran APBN sangat dipengaruhi Indonesian Crude Price (ICP) dan Lifting minyakKenaikan harga minyak yang terjadi berdampak pada kenaikan penerimaan Migas (PPh Migas, PNBP Migas, PNBP lainnya/DMO) dan kenaikan belanja negara (subsidi BBM, subsidi Listrik, DBH Migas dan dana pendidikan).
‘’Meski harga minyak dunia per Maret USD 113,67 (Brent) dan USD 101,19 (Brent), namun secara rata-rata pertahun masih USD 86 per barelTapi Indonesia masih untung, gas kita naik untuk menutupi kekurangan minyak,’’ kata Agus.
Namun untuk menjaga APBN tetap sehat ditengah ancaman kenaikan harga minyak dunia, pemerintah kata Agus sangat menjaga tercapainya lifting minyakKarena data menunjukkan dalam beberapa tahun terakhir, lifting minyak cenderung menurun.
‘’Penyebabnya karena terjadi penurunan produksi alamiah mencapai 12 persen per tahun dan masih tertundanya realisasi produksi sumur baru seperti Chevron dan CepuInilah yang harus kita push,’’ kata Agus.
Pemerintah telah menyiapkan simulasi ‘penyelamatan’ APBN ditengah krisis minyak duniaDari simulasi diketahui, setiap kenaikan rata-rata minyak USD1 dollar per barel, dapat mempengaruhi anggaran Rp800 miliarNamun setiap penguatan Rp1/USD mampu memberikan surplus anggaran Rp1,7 triliun.
‘’Jadi kalau ICP pun sampai USD100 per barel, rata-rata ekonomi kita masih bisa terjaga dan terkendaliNamun dipastikan penerimaan dari sektor pajak dan non pajak, serta lifting tidak melesetDefisit kita tidak boleh lebih dari 2 persen,’’ kata Agus.(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lagi, Pemerintah Sebut Subsidi Dinikmati Orang Kaya
Redaktur : Tim Redaksi