Pemerintah Pilih Tunggu Hasil KNKT

Dirintis Sejak Era Megawati

Selasa, 10 Mei 2011 – 07:21 WIB

JAKARTA - Pemerintah lebih memilih berhati-hati dalam menyikapi jatuhnya pesawat Merpati MA-60 di Kaimana, Papua BaratTerutama berkaitan dengan sorotan bahwa pesawat itu pernah ditolak masuk ke Indonesia karena dianggap tidak cocok dengan kondisi geografis, serta tidak memiliki lisensi Federal Aviation Administration (FAA).

"Jangan berspekulasi dulu

BACA JUGA: SBY dan Megawati Akan Gantian Berpidato di Satu Podium

Nanti kita soal-soal gitu membuat gaduh kita sendiri," ujar Menko Perekonomian Hatta Rajasa di komplek Istana Presiden, kemarin (9/5)
Dia meminta untuk menunggu hasil investigasi yang dilakukan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT)

BACA JUGA: Kapolri : Kelompok Teroris Cirebon Punya Rencana Besar

"Nanti apa penyebabnya, baru kita lakukan langkah-langkah," sambungnya.

Menteri Perhubungan Freddy Numberi juga berpendapat sama
Yakni menunggu hasil kerja KNKT

BACA JUGA: Nunun Disebut Sebagai Simpatisan PDIP

"Kalau terlalu cepat ambil kesimpulan, nanti premature," katanya di sela mengikuti kunjungan kenegaraan PM Laos Thongsing Thammavong di Istana Merdeka.

Dia membantah jika pengadaan pesawat jenis MA-60 itu bermasalahMenurut dia, pengadaan itu juga dilengkapi dengan kontrak kerjasama"Itu beberapa kali dilakukan evaluasiKemudian ada badan kelayakan yang menentukan layak tidaknya pesawat itu dioperasikanTentu juga melihat pengalaman-pengalaman negara lain," papar Freddy.

Saat disebut pernyataan mantan Wapres Jusuf Kalla bahwa pesawat itu pernah ditolak masuk ke Indonesia, Freddy malah menyebut awal pembelian sudah dibahas sejak era Presiden Megawati Soekarnoputri"Itu kan sudah dirintis lama, sejak zaman Bu Mega malahanWaktu beliau (JK, Red) jadi wapres sudah ada" laporan-laporan," ungkap Freddy.

Dia masih berpendapat bahwa musibah kecelakaan itu disebabkan karena faktor cuaca burukNamun dia tetap akan melihat hasil investigasi KNKTTermasuk dari data recorder dan voice recorderMantan menteri Kelautan dan Perikanan itu menegaskan, pesawat MA-60 yang lain tetap akan dilanjutkan pengoperasiannya"Pesawat lain tidak ada masalah," katanyaSaat ini, dari 15 pesawat, baru 13 pesawat yang beroperasi.

Sementara itu, Menteri BUMN Mustafa Abubakar mengungkapkan, telah memanggil komisaris dan direksi Merpati AirlinesHal itu untuk memelajari secara internal dalam rangka perbaikan dan antisipasi terulangnya kejadian serupa.

Mustafa mengatakan, pihaknya juga tetap melanjutkan memberikan suntikan dana untuk pembelian pesawat tersebutJumlahnya mencapai Rp 600 miliar"Itu memang sedang on going proses(Perjanjian) Merpati dengan PPA (Perusahaan Pengelola Aset) itu sedang berjalan dan hampir selesai semuanya," katanya.

Menurut mantan Dirut Bulog itu, kelayakannya secara teknis, finansial, ekonomi, atau bisnis, sudah melalui pengkajianDia juga menyebut support DPR cukup besar untuk menyelamatkan Merpati.

Terkait dengan keuntungan yang bisa dihasilkan Merpati, Mustafa mengatakan, sudah ada proyeksi cash flow dengan dilakukannya penambahan-penambahan pesawat"Sudah ada, tapi saya tidak begitu hafal tahun berapa mereka bisa balance," kata Mustafa(fal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Baasyir Dituntut Hukuman Seumur Hidup


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler