jpnn.com, JAKARTA - Sekjen Perhimpunan Nasional Aktivis (PENA) 98 Adian Napitupulu mengatakan, Pemilu 2019 yang menyerentakkan pemilihan legislatif dan presiden merupakan momentum penting bagi perjalanan reformasi ke depan. Menurutnya, masyarakat akan melihat pihak yang pro-reformasi dan kubu yang yang pura-pura reformis padahal menjadi kaki tangan Orde Baru yang telah runtuh 20 tahun lalu.
"Jadi saya menggambarkan Pemilu 2019 itu perang kedua antara mereka yang pro-reformasi dan mereka yang pro-Orde Baru," ujar Adian pada penutupan pameran foto dan diskusi tentang 20 Tahun Reformasi di Jakarta, Senin (21/5) petang.
BACA JUGA: 20 Tahun Reformasi, Fahri Ngebet Ada Film tentang Amien Rais
Politikus PDI Perjuangan itu meyakini pihak mendukung Orba akan berjuang habis-habisan. Sebab, Pemilu 2019 merupakan momentum terakhir bagi kelompok Orba untuk kembali ke kekuasaan.
"Bagi kami, 2019 adalah memontum terakhir yang akan digunakan oleh kelompok Orba untuk kembali berkuasa. Kami berpikir mereka akan menggunakan seluruh kemampuan, termasuk kekuatan finansialnya memenangi Pemilu 2019," katanya.
BACA JUGA: Catatan PDIP untuk 110 Tahun Harkitnas & 20 Tahun Reformasi
Untuk menghadapi kemungkinan itu, Adian mengajak para pendukung reformasi tak akan tinggal diam. "Kami juga akan menggunakan seluruh kemampuan, semua jejaring, seluruh kekuatan untuk menghadapi mereka di 2019," ucapnya.(gir/jpnn)
BACA JUGA: Nasihat Pak Harto ke Anak-anaknya Jelang Lengser 21 Mei 1998
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mama Emi Maknai Peringatan Reformasi demi Pupuk Persaudaraan
Redaktur : Tim Redaksi