Pemimpin Tertinggi ISIS Dikabarkan Tewas dalam Pertempuran Sengit

Rabu, 12 Juli 2017 – 08:31 WIB
Ilustrasi Foto: AFP

jpnn.com, DAMASKUS - DAMASKUS – Pemimpin tertinggi ISIS, Abu Bakr Al Baghdadi, dikabarkan tewas. Kemarin (11/7) Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) melaporkan kematian militan 46 tahun tersebut.

Kabarnya, nyawa Baghdadi melayang dalam sebuah pertempuran sengit di Syria. Namun, Pentagon dan ISIS tidak memberikan konfirmasi mengenai berita tersebut.

BACA JUGA: ISIS Semakin Terdesak di Timur Tengah, Malaysia Ketar-ketir

”(Kami) memiliki informasi yang sudah terkonfirmasi (kebenarannya, Red) dari para pemimpin ISIS, termasuk satu di antaranya yang berkebangsaan Syria, di Deir Al Zor,” kata Rami Abdul Rahman, pendiri sekaligus direktur operasional SOHR.

Pria yang melarikan diri dari Syria 13 tahun lalu itu mengatakan, informasi yang dia yakini benar tersebut baru didapatkan kemarin. Tapi, dia mengaku tidak tahu persis kapan atau bagaimana Baghdadi mati.

BACA JUGA: Toni Ditangkap Terkait ISIS, Warga Rumbai Kaget dan Syok

Deir Al Zor merupakan provinsi di sisi timur Syria yang berbatasan langsung dengan Iraq. Selama ini kawasan tersebut berada di bawah kekuasaan ISIS.

Meskipun kekuatannya melemah di provinsi-provinsi lain, ISIS tetap eksis di Deir Al Zor. ”Selama sekitar tiga bulan terakhir, Baghdadi terlacak berada di Deir Al Zor. Tapi, tidak ada keterangan pasti bahwa dia mati di area tersebut,” ujar Rahman.

BACA JUGA: ISIS Keok, Mosul Kembali ke Kekuasaan Tentara Irak

SOHR adalah lembaga nonprofit yang dikelola Rahman dari kediamannya di Coventry, Inggris.

Namun, dia mengaku memiliki jaringan informan yang sudah terbentuk saat dirinya menjadi aktivis di Syria dulu. Karena sikapnya yang kritis terhadap pemerintah itulah, nyawanya terancam dan dia harus melarikan diri ke Inggris.

Setiap hari sekitar 230 informan milik pria yang pernah dua kali dipenjara pemerintah Syria tersebut melaporkan perkembangan terbaru dari pelosok Syria.

Beberapa outlet berita seperti CNN dan BBC, bahkan PBB, mengakui bahwa informasi yang dibagikan pria 46 tahun tersebut bisa dipercaya.

Sejauh ini, tidak ada konfirmasi atau bantahan dari ISIS. Media yang biasanya menjadi corong ISIS untuk membenarkan atau menyangkal berita dan klaim yang terkait dengan aksi mereka juga bungkam.

Sedangkan pasukan koalisi AS dan Pentagon mengaku tidak bisa memverifikasi kebenaran kabar itu.

”Kami tidak bisa mengonfirmasikan laporan itu, tapi berharap berita tersebut benar,” kata Kolonel Ryan Dillon, jubir pasukan koalisi AS di Iraq.

Berita tentang kematian Baghdadi memang santer terdengar sejak Mei. Pertengahan Juni, Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa pentolan ISIS yang terlahir dengan nama Ibrahim Awad Al Samarrai itu diduga kuat tewas dalam pertempuran di Kota Raqqa.

Mei lalu Rusia melancarkan serangan udara ke lokasi pertemuan para petinggi ISIS di Raqqa. Kabarnya, Baghdadi berada di sana kala itu.

Namun, kebenaran klaim Rusia tersebut tidak bisa ditelusuri. Pasukan koalisi AS dan para pejabat Iraq menyangsikan laporan itu.

Moskow mengaku masih berusaha mencari kebenaran berita yang disebarluaskan pihaknya sejak bulan lalu tersebut.

Kini muncul dari sumber lain kabar kematian militan radikal yang mendeklarasikan Khilafah Islam dari Masjid Al Nuri di kota tua Mosul, Iraq, pada 2014 tersebut.

Jika benar Baghdadi tewas, itu bakal menjadi berita bagus bagi Iraq yang belum lama ini mendeklarasikan kemenangan militernya atas ISIS. Kematian Baghdadi akan melengkapi kemenangan Iraq atas ISIS.

Sebelumnya, perang antiteror di Iraq dan Syria telah merenggut nyawa orang-orang dekat Baghdadi. Antara lain Abu Ali Al Anbari yang merupakan wakil Baghdadi dan Abu Omar Al Shishani, penasihat militer Baghdadi.

Seperti untuk Osama bin Laden dan Ayman Al Zawahri, AS juga mematok imbalan USD 25 juta (setara Rp 334,6 miliar) untuk informasi apa pun yang mengarah pada penangkapan Baghdadi. Termasuk kematian buron berjuluk The Ghost yang dicap sebagai teroris tersebut. (AFP/Reuters/aljazeera/newyorktimes/hep/c11/any)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Driver Ojek Itu Akhirnya Dilepas setelah Diperiksa 20 Jam


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler