Peminat Banyak, Tapi Susah Bayar Jaminan

Rabu, 05 Mei 2010 – 13:02 WIB
JAKARTA - Panitia nasional lelang benda muatan asal kapal tenggelam (BMKT) menerima sekitar 20 peminat barang-barang antik dan purbakala yang diangkat dari perairan CirebonHanya saja, hingga penutupan pukul 15.00 Wib, Selasa (4/5), belum seorang pun menyetor uang jaminan sebesar 20 persen dari harga taksiran minimal Rp750 miliar.

“Sudah ada peminat

BACA JUGA: Sri Mulyani Mulai Sindir Lawan Politik

Tapi belum ada yang nyetor
Peminatnya berasal dari Jepang, Malaysia, Hongkong, Beijing, National Univercity Singapore, National Museum Singapore, Dubai, sisanya dari dalam negeri, (seperti dari Blue Bird),” kata Plt Dirjen Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), yang juga Sekretaris I BMKT DR Sudirman Saad di kantornya, Selasa (4/5).

Meski tak ada yang menyetor, pelelangan tetap akan dilangsungkan hari ini di ballroom KKP

BACA JUGA: Sudah 59 Izin Keluar, untuk Angkat Harta Karun

“Pelelalangan tetap dilangsungkan dengan tanpa peserta
Nanti akan dilihat apakah akan dibuka kembali

BACA JUGA: Lelang Harta Karun Sepi Peminat

Semuanya dilihat dari hasil evaluasi.”

Tiga persoalan yang menjadi kajian serius panitia nasional lintas instansi tersebut, yaitu waktu pengumuman lelang, bisa jadi diperpanjang selama satu bulan, limit 20 persen setoran bisa diturunkan persentasenya, atau ajukan proposal G to G kepada sejumlah negara yang berminat. 

“Hasil pengangkatan dari April 2004 hingga Oktober 2005 didapat 272 ribu artefak, sebanyak 976 buah ditetapkan sebagai koleksi negara, dan 271 ribu akan dilelang,” bebernya.

Pelelangan BMKT asal Cirebon, lanjut Sudirman, merupakan pelelangan resmi pertama kali yang dilakukan pemerintah“Pelelangan ini diharapkan dapat memberi kepastian hukum, sehingga keberadaan titik-titik lokasi BMKT yang berjumlah 493 di seluruh Indonesia dapat dikelola dengan baikApabila terdapat barang BMKT yang diangkat dan dijual di luar negeri tanpa lelang resmi pemerintah, berarti barang tersebut ilegal,” cetusnya.

Banyaknya kapal tenggelam yang disinyalir menyimpan artefak, pemerintah sedang menyiapkan proposal pembentukan museum-museum bahari“Indonesia negara maritim, kita berencana membangun museum-museum bahari, misalnya di Cirebon, Demak, Goa, Palembang (Sriwijaya),” beber Sudirman Saad.

Ketua panitia lelang, Arsari Zawawi mengatakan, pelelalangan artefak tersebut merupakan suatu keharusanAlasannya, karena dana yang digelontorkan oleh PT Putra Purna Sejahtera sangat besar dalam mengangkat artefek tersebut dari dasar laut“Estimasi harga 80 juta US Dolar, kita tidak mampu mengangkatnyaKatakan, pemerintah tidak jual artefak itu, lantas dana 40 juta US Dolar tetap harus dikembalikan, dananya dari mana?.”

“Tapi, semua proses pelelangan sudah berdasar aturanSejak awal tidak ada yang dilanggarPelelangan ini menggunakan Peraturan Menteri Keuangan nomor 184/PMK.06/2009 tentang penanganan status dan penjualan BMKTProses-proses yang dilakukan sampai pelelangan 5 Mei 2010, adalah pembentukan panitia lelang pada 22 Desember 2009, konferensi pers pelelangan pada 5 April 2010, aanwijzing lelang pada 30 April 2010,” kata Arsari. 

Kapal Tiongkok yang diduga berasal dari zaman Sriwijaya itu tidak ikut diangkat bersama artefak, selain berat, investasinya mengangkatnya sangat besarKini, barang-barang yang berhasil diangkat di masukkan ke dalam gudang di Pacuan Kuda, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten.

“Yang berhasil diangkat sebanyal 272 ribu artefakLalu, 976 buah artefak dikoleksi untuk di masukkan ke dalam museum di Indonesia, terdiri dari 39 itemItu sudah mewakili 272 ribu artefak tersebutJenis-jenis koleksi itu, ada beragam keramik, barang-barang dari bahan emas, logam, arca, batu-batu, tulang binatang,” ujar Naniek H Wibisono, Profesor Research of Archaelogy, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

Bukan itu saja, sebanyak 493 titik kapal tenggalam yang diduga mengandung artefak di seluruh laut Indonesia kini membuat pemerintah ekstra ketat menjaganyaAlasannya, banyak besi-besi kapal yang dicuri oleh perusahaan-perusahaan nakal atau perorangan.

“Direktorat Pol Air, bekerjasama dengan TNI Angkatan Laut mengamankan semua barang-barang dan kekayaan alam laut kita, terutama benda-benda purbakala di dalam bahari Indonesia,” beber Staf Deputi Ops Polri, Jhoni Rori.(gus/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sri ke Bank Dunia, Proses Hukum Jalan Terus


Redaktur : Auri Jaya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler