Pemkab Klungkung Berinovasi demi Genjot Kualitas Garam Lokal

Minggu, 14 Januari 2018 – 23:58 WIB
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta saat menemui petani garam di Desa Pesinggahan, Klungkung. Foto: istimewa for JPG

jpnn.com, KLUNGKUNG - Pemerintah Kabupaten Klungkung di Bali menggulirkan inovasi demi meningkatkan kualitas produksi garam lokal. Selama ini, kabupaten di sisi tenggara Pulau Bali itu dikenal sebagai penghasil garam laut.

Namun, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mendorong petani tidak hanya menghasilkan garam laut. Pemkab Klungkung pun menggandeng Koperasi Lembaga Ekonomi Pengembangan Pesisir (LEPP) Mina Segara Kusamba telah melakukan penelitian guna mengubah garam tradisional hasil petani menjadi boryodium.

BACA JUGA: Genjot Produksi, PT Garam Garap Lahan SHU 225 Hektare

Menurut Suwirta, progra yang telah bergulir sejak Desember 2017 itu bertujuan menjadikan garam produksi petani lokal bernilai jual tinggi. “Sekarang kami sedang menyiapkan sistem produksi untuk membuat pengolahan garam menjadi lebih baik serta bernilai jual tinggi,” ujarnya di Desa Pesinggahan, Klungkung, Sabtu (14/01).

Suwirta menjelaskan, produksi garam sangar tergantung pada cuaca. Ketika curah hujan dan kelembaban tinggi maka hal itu menghambat evaporasi.

BACA JUGA: Harga Garam Masih Tinggi

“Menjadikan air laut jadi air tua (bahan baku garam, red) menjadi agak lambat. Ini membuat produktivitas menurunkan sampai 83 persen,” tuturnya.

Selain itu, proses pembuatan garam secara tradisional juga membuat hasilnya kurang optimal. Padahal, garam yang baik juga harus sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI).

BACA JUGA: Akhirnya, Petani Garam Bisa Tersenyum Lega

“Kadar NaCL pada garam lokal masih pada angka 90 persen, sementara batas kualitas garam beryodium untuk konsumsi minimal 94 persen,” sebutnya.

Karena itu Pemkab Klungkung berupaya memurnikan garam produksi petani sehingga memiliki kandungan NaCL di atas 94 persen. Dengan demikian, garam produksi petani tradisional di Klungkung juga bernilai jual.

“Jika sudah sesuai standar maka garam memiliki nilai jual yang tinggi dan untuk saat ini garam beryodium sudah lulus proses uji coba dan puji syukur di hasil uji coba yang kelima telah berhasil,” paparnya.

Tak hanya itu, Suwirta juga membantu proses distribusinya. Pegawai negeri sipil (PNS) di Klungkung pun menjadi konsumen garam lokal.

“Sekitar tiga ton setiap bulan. Jika bahan bakunya memadai, ke depannya kami jual garam beryodium ini ke pasar tradisional dan pasar swalayan,” tegasnya.

Sedangkan Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Gede Kesumajaya menyatakan optimismenya bahwa program itu akan sangat signifikan dalam mendongkrak kesejahteraan petani garam. Sebab, perbaikan nilai jual garam lokal akan mengangkat perekonomian petaninya.

“Saya sangat mendukung program ini, jika berhasil memanfaatkan garam lokal menjadi garam yang beryodium maka nilai jualnya sangat tinggi. Hal tersebut pasti dapat meningkatkan kesejahteraan para petani garam”, ungkap Kesumajaya.(jpg/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hujan Deras Berpotensi Picu Harga Garam Naik Lagi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler