JAKARTA - Meski banyak menuai kritik, Pemprov DKI Jakarta ngotot ingin menerapkan sistem contra flow busway atau laju berlawanan arah bagi bus TransjakartaBuktinya, kajian tentang sistem tersebut terus dimatangkan dengan meminta masukan dari pakar transportasi
BACA JUGA: DPRD Ancam Blokir Tol Tangerang-Merak
Pemprov juga membentuk tim yang terdiri atas Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan Polda Metro Jaya untuk melakukan uji coba terhadap sistem yang sukses diterapkan di Istanbul, Turki, itu
BACA JUGA: Cetak 385 Duta AIDS, Jangkau 75.941 Siswa
"Saat ini kajian sistem contra flow masih berlangsung, kemudian akan dilanjutkan dengan uji coba," kata Udar Pristono, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Kamis (17/3).
Meski demikian kebijakan itu tatap akan mempertimbangkan keuntungan dan kerugian, keamanan jalur, peraturan perundangan, serta fasilitas sarana dan prasarana pendukungnya
BACA JUGA: DPRD Usulkan Penghentian Pemberian IMB
Ini dimaksudkan memberikan pengaruh positif terhadap sterilisasi jalur busway dan sedikit mengurangi jumlah petugas di lapangan.Pristono menjelaskan, ada tiga hal yang perlu diperhitungkan dalam sistem contra flowDi antaranya adalah sarana, prasarana, dan kebiasaan pejalan kaki
Untuk prasarana, hal yang perlu dikaji lebih detail adalah persimpangan lalu lintas, geometris persimpangan, serta u-turn atau putaran jalan di sepanjang 10 koridor buswaySedangkan sarana, yang perlu dikaji, posisi pengemudi bus transjakarta di kanan akan searah dengan haltePengemudi harus mengubah kebiasaan saat mengendarai bus transjakarta.
Kemudian kebiasaan pejalan kaki juga perlu menjadi pertimbanganSelama ini, pejalan kaki ketika menyeberang hanya melihat satu arah yakni arah datangnya kendaraanJika contra flow ini diterapkan, maka pejalan kaki akan melihat terlebih dahulu ke arah kanan dan kiri untuk memastikan keamanannya"Kita mencoba mengkaji sedalam mungkin," ujarnya.
Sistem ini diyakini sangat baikSebab, para pengendara kendaraan bermotor dan angkutan umum dipastikan tidak berani menerobos jalur busway"Karena mereka harus berhadapan head to head dengan bus transjakarta berukuran besar," tuturnya.
Namun anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, S Andika menolak ide penerapan sistem contra flowMenurut politisi partai Gerindra ini, sistem ini sangat tidak tepatSebab, jika contra-flow diterapkan maka akan terlalu berisiko dan rawan kecelakaan
Andika mengatakan, masih banyak sistem lain yang lebih tepat daripada sistem contra-flow seperti peninggian separator jalur buswaySebab, penyebab utama penerobosan jalur busway adalah kurang tingginya separatorApabila separator ini ditinggikan hingga mencapai batas maksimal yang tidak bisa diterabas, bisa dipastikan tidak akan ada lagi peneroboan di jalur busway.
Kemudian, Pemprov DKI juga bisa memperbanyak portal otomatis pada setiap koridor transjakartaSebab, jumlah portal pada jalur busway saat ini masih jauh dari cukupBerdasarkan data, saat ini baru terdapat 25 portal otomatis yang terpasang di lima koridor bus transjakartaKe-25 portal tersebut tersebar di koridor II di Galur
Koridor III di Dispenda, Jembatan Gantung, Indosiar, dan Sumber WarasKoridor IV di Pramuka BPKB, Utan Kayu, TL By Pass, dan Pasar GenjingKoridor V di Slamet Riyadi, Kramat Sentyong, Matraman, Salemba Carolus, dan Salemba UIKoridor V di SMK 57, Jatipadang, Pejaten, Buncit Indah, Warungjati, Imigrasi, Durentiga, TL 78, TL Tendean, danKuningantimur(ind/aak/rul/wok)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Selewengkan Bansos, Mantan Dewan PKS jadi Terdakwa
Redaktur : Tim Redaksi