Penambang Selandia Baru Dipastikan Tewas Semua

Dua Ledakan Kubur 29 Orang

Kamis, 25 November 2010 – 13:11 WIB
MAUT - Para petugas saat masih mencoba melakukan upaya evakuasi, di mulut tambang yang mengalami insiden di Selandia Baru. Foto: PressTV.ir.
GREYMOUTH - Harapan untuk menemukan 29 penambang batu bara Selandia Baru yang dinyatakan hilang setelah terjadi ledakan, dalam kondisi hidup, pupus sudahMereka dinyatakan tewas setelah terjadi ledakan dahsyat untuk kali kedua kemarin (24/11).

Polisi mengatakan, tidak ada lagi harapan untuk menemukan mereka hidup-hidup

BACA JUGA: WNI di Korea Masih Aman

Kecelakaan tambang kali ini disebut sebagai yang terburuk dalam kurun waktu seabad terakhir.

Perdana Menteri (PM) John Key menyatakan kecelakaan tersebut sebagai "tragedi nasional" dan menyerukan agar rakyat Selandia Baru mengibarkan bendera setengah tiang
"Kita yang pagi ini masih berharap akan adanya keajaiban, harus kecewa dan bersedih," ujar perdana menteri.

"Hari ini, seluruh rakyat Selandia Baru berkabung dan berbela sungkawa kepada para korban

BACA JUGA: Dukung Korsel, AS Kirim Kapal Induk

Hari ini saya nyatakan sebagai hari berkabung nasional," serunya.

Inspektur Polisi Gary Knowles, yang memimpin upaya penyelamatan mengatakan, dirinya sedang berada di lereng gunung tambang Pike River, saat ledakan kedua terjadi sekitar pukul 14.37 kemarin
Ledakan itu berselang lima hari setelah yang pertama pada Jumat (19/11)

BACA JUGA: Korsel Pasang Lebih Banyak Artileri

"Sangat besar dan mematikan," jelasnya.

"Berdasar bukti ahli yang dilaporkan kepada saya, kami yakin bahwa tidak ada seorang pun yang selamat dan mereka semua meninggal," jelasnyaKabar tersebut langsung membuat marah keluarga korban, yang menunggu lama proses pencarianOtoritas setempat menghentikan proses pencarian setelah gas beracun muncul dari lokasi tambang.

Korban rata-rata berusia antara 17-62 tahunMereka berada di dua tambang yang berbedaDi antara mereka termasuk dua warga Australia, dua warga Inggris, dan seorang warga Afrika Selatan.

Kepala Distrik setempat Tony Kokshoorn menyatakan kecelakaan tersebut merupakan "masa paling gelap" sepanjang sejarah pertambangan di pesisir barat Selandia BaruWilayah tersebut merupakan pusat industri tambang untuk tujuan ekspor ke Asia.

"Sulit dipercayaIni adalah masa paling gelap dalam sejarah Pesisir BaratTidak ada yang lebih buruk dari ini," tutur KokshoornDia juga menyampaikan kekecewaan keluarga korban tentang lambannya upaya pencarian korban oleh tim penyelamat"Mereka sangat kecewaMereka berteriak, marah," jelas Kokshoorn.

Menteri Energi Gerry Brownlee menambahkan bahwa upaya penyelamatan akan dilanjutkan dengan fokus menemukan jasad korbanSelain itu penyelidikan terkait penyebab kecelakaan tambang tersebut akan dilakukan demi menghindari terulangnya insiden serupa(cak/dos/ito/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gugatan Anwar Ibrahim Kembali Ditolak Pengadilan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler