Seorang seniman-Australia keturunan Tionghoa yang sempat ditahan di Beijing, karena karya seni rupa kontroversialnya yang berbentuk Lapangan Tiananmen dan terbuat dari potongan daging busuk, bersumpah tak akan bungkam dan telah mengungkapkan rencananya untuk menciptakan karya seni lainnya.
Guo Jian, mantan tentara dan seniman yang pernah bergabung dengan Kelompok Pembebasan Rakyat China, kini berada di New York untuk menggarap proyek baru, 5 bulan setelah ia ditahan dan lantas dideportasi kembali ke Sydney.
BACA JUGA: Australia Yakin Capai Kesepakatan Perdagangan Bebas dengan China
Tapi ia terus menunjukkan pertentangan meski telah menjalani 15 hari penahanan.
"Hal ini membuat saya merasa lebih kuat dan memberi saya segala macam kekuatan untuk menciptakan karya seni. Saya merasa harus terus berjalan untuk membuat orang tahu bahwa saya masih teguh, dan tak ada yang benar-benar dapat menjatuhkan saya," tutur Guo.
BACA JUGA: Pengamat: Ancaman ISIS Lebih Hebat dari Al Qaeda
Ia membantah tuduhan yang dilayangkan pemerintah China atas penipuan visa.
BACA JUGA: Rekaman Dari Kamera Tersedia di Online Tanpa Sepengetahuan Pemiliknya
Seniman ini mengatakan, ia menjadi sasaran karena patung itu terbuat dari daging busuk dan mendapat perhatian internasional pada malam peringatan 25 tahun dari pembantaian Lapangan Tiananmen.
Saat berada di tahanan, Guo sempat berujar bahwa awalnya ia takut diperkosa dalam sel, yang ditinggalinya bersama 12 narapidana lainnya.
Namun kenyataan penahanannya ternyata tak separah yang ia bayangkan.
"Anda hanya menonton TV atau hanya duduk-duduk. Jika Anda tak benar-benar duduk, mereka akan meminta Anda untuk berdiri menghadap dinding," ceritanya.
Ia menyebut, "Mereka mencoba untuk membuat saya 'kembali normal' dan melihat saya semacam anak nakal."
Guo menuturkan, sementara ia ditahan, ia sempat berpikir tentang karyanya untuk membunuh waktu dan menggali inspirasi dari kawanan burung yang ia bisa lihat dari jendela sel.
"Setiap hari saya hanya melihat burung pipit sembari memikirkan karya saya. Mereka bisa menahan saya, tapi mereka tidak bisa benar-benar menahan jiwa saya. Jiwa saya seperti burung pipit," ungkapnya.
Guo kini bekerja sama dengan sekelompok seniman Amerika untuk mengadakan pameran anti-perang yang bertajuk ‘Surrender’.
Ia berencana untuk membuat patung kota dalam skala besar, yang lagi-lagi terbuat dari daging busuk, untuk mewakili masalah yang disebabkan oleh pertumbuhan pesat di Cina.
"Kami sedang membangun sebuah kota baru berdasarkan kota-kota tua yang dihancurkan. Kami sudah menghancurkan budaya yang lama dan membangun sesuatu yang hanya didasarkan pada uang dan keuntungan," tuturnya.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Australian National University Terima Buku Sumbangan Berusia 350 Tahun