Pendaftaran PPDB 2019 Jalur Zonasi: Orang Tua Jangan Fokus ke Sekolah Favorit

Selasa, 18 Juni 2019 – 21:23 WIB
Mendikbud Muhadjir Effendy. Foto: Humas Kemendikbud

jpnn.com, JAKARTA - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jalur zonasi hendaknya tidak ditanggapi berlebihan para orang tua murid. Apalagi tujuan zonasi demi pemerataan mutu pendidikan.

"Orang tua tidak perlu resah dan khawatir berlebihan dengan penerapan zonasi pendidikan pada PPDB. Orang tua harus mengubah cara pandang dan pola pikir terkait sekolah favorit atau unggulan. Saya memahami masyarakat masih resisten dengan konsep ini," tutur Mendikbud Muhadjir Effendy di Jakarta, Selasa (18/6).

BACA JUGA: PPDB Jalur Zonasi: Jarak Rumah ke Sekolah Sama, Pendaftar Awal Jadi Prioritas

Dikatakannya, jangan sampai sekolah mengklaim sebagai unggulan hanya karena menerima anak-anak pandai dan umumnya dari keluarga dengan ekonomi menengah ke atas yang mampu memberikan fasilitas penunjang belajar anak. Sekolah, khususnya sekolah negeri harus mendidik semua siswa tanpa terkecuali.

"Prestasi itu tidak diukur dari asal sekolah, tetapi masing-masing individu anak yang akan menentukan prestasi dan masa depannya. Pada dasarnya setiap anak itu punya keistimewaan dan keunikannya sendiri. Dan kalau itu dikembangkan secara baik itu akan menjadi modal untuk masa depan," ujar Muhadjir.

BACA JUGA: Pendaftaran PPDB Jalur Zonasi: Ortu Menginap, Salat Berjemaah di Trotoar Sekolah

BACA JUGA: Golkar Jatim Tolak Percepatan Munas: Airlangga sudah Berikan yang Terbaik untuk Partai

Ke depan, lanjutnya, yang unggul itu individu-individunya. Sekolah hanya memfasilitasi belajar siswa.

BACA JUGA: PPDB SD Hanya Dua Jalur, Mendikbud: Tidak Boleh Ada Tes Calistung

Pendekatan zonasi erat kaitannya dengan penguatan pendidikan karakter. Dijelaskan Muhadjir, sesuai ajaran Ki Hajar Dewantara, pemerintah mendorong sinergi antara pihak sekolah (guru), rumah (orang tua), dan lingkungan sekitar (masyarakat). Ekosistem pendidikan yang baik tersebut diyakini dapat mudah diwujudkan melalui pendekatan zonasi.

Dia mencontohkan negara maju yang turut menerapkan zonasi pendidikan seperti Jepang. Saat jarak sekolah dekat dengan tempat tinggal, kemudian siswa jenjang pendidikan dasar bisa berjalan kaki ke sekolah. Dalam proses berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki itu, siswa bisa belajar etiket sebagai warga negara. Sopan santun, peduli lingkungan, dan berbagai macam kegiatan yang terkait pendidikan karakter dan budi pekerti.

"Orang tua dan masyarakat sekitar ikut terlibat dalam pendidikan karakter," tutupnya. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemendikbud Klaim PPDB 2019 Masih Aman – aman Saja


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler