Logo HUT-75 Kemerdekaan RI yang di dalamnya terdapat gambar mirip salib telah menuai kontroversi.

Ada yang menyarankan supaya logo HUT ke-75 RI itu direvisi saja.

BACA JUGA: Khusus Bagi yang Heboh soal Gambar Mirip Salib: Ini Makna Mendalam di Desain Simbol HUT ke 75 RI

Di sisi lain ada pandangan bahwa gambar tersebut bukan sesuatu yang substantif.

Hal ini dirangkum dari pendapat sejumlah pihak yang diwawancara jpnn.com, mulai politikus PDI Perjuangan Kapitra Ampera, Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ace Hasan Syadzily hingga Ketum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas.

BACA JUGA: Heboh Gambar Mirip Salib di Simbol HUT RI, Ernest Prakasa: Saya Sedih

"Revisi dong supaya tidak menimbulkan polemik dan kegaduhan baru," kata Kapitra dalam perbincangan pada Kamis (13/8).

Dia menyarankan supaya susunan supergraphic di logo HUT RI tersebut dibuat proporsional saja, sehingga tidak lagi menyerupai salib.

BACA JUGA: Menurut Bang Ray, Tak Elok Ada Pasukan TNI di Bawah Komando Polisi

"Disamakan saja besarnya (logo). Atas, bawah, kiri, kanan. Kondisi sekarang kita harus meminimalisir konflik, polemik dan kegaduhan. Saya minta direvisi saja supaya perdebatannya mengerucut," pintanya.

Sementara itu Ace Hasan meminta logo HUT RI yang di dalamnya ada gambar mirip salib itu jangan diartikan bermacam-macam.

Makna logo itu menurutnya Ace, sebaiknya dikembalikan pada makna simbolik yang terkandung sesuai dengan makna yang diinginkan pembuat simbol tersebut.

"Kita seharusnya merujuk pada makna yang disampaikan Kementerian Sekretariat Negara itu. Tidak perlu diartikan bermacam-macam," kata Ace Hasan.

Apalagi, katanya, Kementerian Sekretariat Negara sudah menjelaskan makna simbol dari HUT ke-75 RI kepada masyarakat.

Merujuk penjelasan Kemensetneg, supergraphic yang menghiasi logo HUT RI itu terdiri atas 10 elemen yakni Fokus, Kemajuan, Global, Merata, Kokoh, Progres, Efisien, Gotong Royong, Maritim, dan Berkembang.

Untuk diketahui 10 elemen itu didapatkan dari dekonstruksi logo 75 tahun yang dipecah lagi menjadi 10 bagian yang merepresentasikan komitmen dan nilai-nilai luhur Pancasila.

Memang setiap orang berhak untuk menafsirkannya dengan tafsiran macam-macam. Tetapi Aceh berharap jangan pula ada yang memaksakan penafsiran menurut cara pandangnya saja.

"Kita jangan terjebak ke dalam sesuatu yang simbolik. Lebih baik kita maknai saja sesuai dengan penjelasan dari pembuat simbolnya," tandas politikus Golkar itu.

Di sisi lain, Ketum GP Ansor Gus Yaqut minta polemik logo HUT RI disudahi karena tidak substantif.

Dia juga menyampaikan saran untuk Aa Gym, yang sebelumnya menyampaikan pendapat bahwa wajar jika ada yang berpersepsi gambar itu mirip salib.

"Kenapa sih kita ini meributkan hal-hal yang tidak substantif seperti itu?" kata Gus Yaqut.

Merespons pandangan pendakwah kondang Aa Gym terkait polemik logo HUT RI itu, Wakil ketua Komisi II DPR ini memberikan saran agar Aa Gym sebaiknya mengajak masyarakat mematuhi protokol kesehatan.

"Ustaz Gymnastiar sebaiknya keluarkan saja ajakan untuk pakai masker, jaga jarak, rajin-rajin cuci tangan yang lebih bermanfaat bagi masyarakat berperang menghadapi Covid-19," tandas politikus PKB ini. (fat/jpnn)

Berita Terkait