Pendidikan Jarak Jauh, Uang Kuliah di UT Murah Banget

Sabtu, 05 Mei 2018 – 00:21 WIB
Rektor Universitas Terbuka, Prof Ojat Darojat. Foto: Mesya Mohamad/JPNN.com

jpnn.com, TANGSEL - Sejumlah rektor membenarkan pendidikan jarak jauh sistem pembelajaran online menghemat biaya kuliah. Bahkan satu dosen bisa menangani ribuan mahasiswa.

"Memang benar, pendidikan jarak jauh (PJJ) lebih murah. Karena jumlah mahasiswa yang diterima bisa lebih banyak, tidak perlu memerhitungkan rasio jumlah dosen dan mahasiswa. Dengan begini biaya tetapnya bisa ditekan, bisa lebih murah," tutur Rektor Universitas Terbuka (UT) Prof Ojat Darojat di sela-sela sarasehan Forum Wakil Rektor Akademik Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Negeri Barat (BKS PTN Barat) di Kampus UT, Jumat (4/5).

BACA JUGA: Nasir Klaim Pendidikan Jarak Jauh Pangkas Biaya Kuliah 50%

Sementara untuk variabel cost-nya, lanjut Ojat, bisa disesuaikan dengan perkembangan jumlah mahasiswanya. Hal lain yang membuat pola ini lebih murah, karena satu dosen tidak hanya menangani 30-40 mahasiswa, tapi bisa ribuan.

"Misalnya ketika saya menjadi tutor di satu mata kuliah, mahasiswa bisa di mana-mana. Katakan mereka di Jayapura bahkan di luar negeri. Artinya tidak terbatas dan semua bisa masuk. Jadi tidak ada rasio antara tutor dengan mahasiswa sehingga lebih banyak mahasiswa yang tertampung," beber Ojat.

BACA JUGA: Awasi Pendidikan Jarak Jauh, Bentuk Cyber University

Dia mencontohkan riil biaya untuk UKT (uang kuliah tunggal) UT. Untuk per SKS di kisaran Rp 30 ribu - Rp 50 ribu. Bila mahasiswa jarak jauh mengambil rata-rata 15 SKS (5 mata kuliah) berarti hanya dikenakan Rp 450 ribu. Kalau ditambah dengan biaya bahan ajarnya, katakanlah modulnya itu rata-rata Rp 50 ribu dikali 5 mata kuliah berarti Rp 250 ribu.

"Jadi totalnya hanya Rp 700 ribu per semester. Itu murah kan? Sangat jauh dibanding dengan biaya perkuliahan konvensional," ucapnya.

BACA JUGA: Wiranto: Universitas Terbuka Pelopor Pendidikan Jarak Jauh

Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Serang Profesor Sholeh Hidayat menambahkan, UKT konvensional Rp 500 ribu itu hanya untuk orang yang penghasilannya Rp 1 juta ke bawah. Di atas itu ada yang Rp 2 juta sampai Rp 7 juta.

"Jauh sekali dengan yang disampaikan Rektor UT tentang efisiensi tadi. Kebetulan kami yang sekarang masih konvensional, face to face. Jauh sekali perbandingan jumlah UKTnya. Untuk yang sangat miskin memang ada sistem bidik misi, mereka tidak bayar," terangnya.

Mahalnya biaya kuliah inilah yang membuat Untirta ingin melakukan sistem pendidikan jarak jauh tahun ini. Apalagi pemerintah menginginkan penyelenggaraan PJJ bukan hanya UT tapi juga perguruan tinggi lainnya.

"Kemarin dalam Hardiknas Menristekdikti sudah menyampaikan sekitar 80 perguruan tinggi akan diberi kesempatan melakukan PJJ. Dan UT siap membantu mereka agar bisa melakukan hal itu," pungkas Ojat. (esy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Boleh! 50% Mata Kuliah pakai Pendidikan Jarak Jauh, Online


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler