jpnn.com - SYDNEY - Es di benua Antartika mengalami pencairan 10 kali lebih cepat daripada 600 tahun lalu. Dari berbagai proses pencairan, terparah terjadi sejak 50 tahun terakhir. Demikian hasil temuan yang diperoleh sebuah tim peneliti gabungan Australia dan Inggris.
Dijelaskan, sebuah tim peneliti dari Universitas Nasional Australia (ANU) dan British Antarctic Survey melakukan pengeboran sepanjang 364 meter Pulau James Ross di Benua Utara tersebut untuk mengukur suhu di daerah itu pada masa lalu.
BACA JUGA: Caprilles Inginkan Hitung Ulang
Dengan mengukur ketebalan lapisan yang mencair, para ilmuwan mampu memeriksa bagaimana sejarah pencairan es, dibandingkan dengan perubahan suhu pada inti es selama 1.000 tahun terakhir.
"Kami menemukan bahwa kondisi yang paling dingin di Semenanjung Antartika dan jumlah terendah musim panas mencair terjadi sekitar 600 tahun lalu," kata tim penulis Nerilie Abram seperti dilansir asiaone (15/4).
BACA JUGA: Pilpres Venezuela di AS Dilakukan dengan Dana Minim
Pada waktu itu, suhu sekitar 1.6 Celsius lebih rendah daripada yang tercatat di akhir abad ke-20 dan jumlah tahunan salju yang meleleh pembekuan sekitar 0,5 persen. "Hari ini, kita melihat hampir 10 kali lipat lebih banyak dari salju tahunan yang mencair setiap tahun," tambahnya.
Sementara, suhu di daerah ini secara bertahap meningkat selama ratusan tahun. Namun, sebagian besar intensifikasi pencairan telah terjadi sejak pertengahan abad 20. Hasil penelitian itu dipublikasikan dalam jurnal Nature Geoscience.
BACA JUGA: Maduro Menangkan Pilpres Venezuela
"Ini memiliki implikasi penting untuk mengetahui ketidakstabilan es dan efek kenaikan permukaan laut karena pemanasan iklim global," ungkapnya.
Robert Mulvaney, dari British Antarctic Survey, menyatakan, pihaknya memiliki catatan atas intensitas pencairan es di semenanjung ini. Hal tersebut sangat penting karena gletser dan es abadi pelan-pelan menghilang akibat pemanasan iklim. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Konser Musik Klasik Hindari Bunuh Diri
Redaktur : Tim Redaksi