jpnn.com - CHATTANOOGA - Pentagon mendesak warga AS untuk tidak melakukan patroli bersenjata di luar pusat-pusat perekrutan militer.
Warga sipil bertindak sebagai penjaga resmi telah muncul di luar beberapa pusat perekrutan militer sejak terjadinya penembakan yang menewaskan lima tenaga pelayanan mereka pada pekan lalu di Tennessee.
BACA JUGA: Pemimpin Nasionalis Rusia Dipenjara Seumur Hidup atas Kejahatan Kebencian
Personil militer umumnya dilarang membawa senjata api di pusat perekrutan dan markas. Pentagon mengatakan pihaknya sangat menghargai dukungan tapi warga sipil bersenjata bisa menimbulkan risiko keamanan yang tidak diinginkan.
"Sementara kami sangat menghargai curahan dukungan untuk perekrut kami dari publik Amerika, kami meminta individu tidak berjaga-jaga di kantor perekrutan seperti itu. Karena bisa berdampak negatif pada misi kita, dan berpotensi menciptakan risiko keamanan yang tidak diinginkan," kata juru bicara Peter Cook dalam sebuah pernyataan.
BACA JUGA: Kepala Penjara Rumania Era-Komunis Divonis 20 Tahun Penjara atas Kasus Kemanusiaan
"Kami terus bermitra dengan dan bergantung pada responden pertama untuk keselamatan masyarakat, di mana anggota layanan kami tinggal dan bekerja." tambahnya.
Pemerintah AS mengatakan pria bersenjata 24 tahun Muhammad Youssef Abdulazeez bertugas sendirian ketika dua fasilitas militer di Chattanooga, Tennessee di serang. Dalam insiden tersebut lima anggota militer AS meninggal dunia.
BACA JUGA: Mantap... Turki Berhasil Menangkap Ratusan Tersangka Pendukung ISIS
Abdulazeez ditembak dan dibunuh oleh polisi selama serangan itu. Motifnya tidak jelas. Sejak itu, warga sipil bersenjata - beberapa dari mereka anggota milisi swasta - telah muncul di pusat-pusat rekrutmen sebagai bentuk dukungan menjaga keamanan.
Satu kelompok muncul di Cleburne, Texas, dipersenjatai dengan senapan serbu dan menyebut diri mereka Operasi Pengawal Pahlawan.(ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kelompok Hak Asasi Mendesak Pakistan Tidak Gantung Orang Sakit Jiwa
Redaktur : Tim Redaksi