Pengakuan Mengejutkan Hacker yang Dibekuk Polisi

Sabtu, 10 Juni 2017 – 06:10 WIB
AUTODIDAK: Adi Syafitrah (berpenutup kepala) yang ditangkap Bareskrim Polri karena meretas situs Dewan Pers. Karyawan sebuah hotel di Sukoharjo itu belajar menjadi hacker secara autodidak. Foto: Elfany Kurniawan/JawaPos.Com

jpnn.com, JAKARTA - Jajaran Direktorat Tindak Pidana (Ditpid) Siber Bareskrim Polri, Kamis (8/6) malam, menangkap peretas yang melakukan aksi pengubahan tampilan (deface) terhadap website Dewan Pers Mei lalu.

Tersangka berinisial AS. Punya nama sebutan M2404 alias pemulungelektronik@gmail.com. Pemuda berusia 28 tahun tersebut sehari-harinya diketahui bekerja sebagai petugas housekeeping hotel.

BACA JUGA: Peretas Situs Dewan Pers Ternyata Tukang Cuci Baju

“Tersangka mengaku belajar otodidak selama menjadi penjaga warnet dulu,” kata Kasubdit 2 Ditpid Siber Kombes Pol Himawan Bayuadji kepada pers kemarin (9/6).

AS ditangkap pada Kamis pukul 22.32 malam di Hotel Griya Surya Sukoharjo Jawa Tengah berikut barang bukti berupa KTP, satu unit komputer notebook, dan sebuah modem.

BACA JUGA: Bareskrim Bekuk Peretas Situs Dewan Pers dan Kejagung, Motifnya?

Dari keterangan yang didapat, AS telah melakukan aksi defacing sejak tahun 2013 lalu. Tidak kurang dari 100 kali aksi defacing ia lancarkan pada situs-situs milik pemerintah, perguruan tinggi, serta beberapa situs luar negeri.

Situs Dewan Pers kebetulan dipilih karena merupakan target yang mudah. “Kebetulan itu (situs Dewan Pers,Red) yang ketemu celahnya,” kata AS di hadapan media.

BACA JUGA: 10 Situs Pemerintah jadi Sasaran Hacker Setiap Hari

AS mencontohkan pernah men-deface situs milik pemerintah kabupaten Samarinda saat insiden meledaknya bom di Gereja Oikumene, Sengkotek, Samarinda, Akhir tahun 2016 lalu. “Saya tulis pesan turut berduka cita,” katanya.

AS mengaku tidak punya motif lain selain kepuasan batin. Selain itu, juga pengakuan dari sesama komunitas hacker.

Selain itu, ia menyebut bahwa situs-situs milik pemerintah punya banyak kelemahan. Loginnya mudah diterobos, serta mudah diinjeksi dengan program pengambil alih database.

“Servernya juga gampang sekali down, tidak perlu diserang orang banyak,” ungkapnya.

Himawan menambahkan, hingga saat ini memang hanya Dewan Pers yang melaporkan serangan deface atas situs mereka.

Namun, bukti Forensik digital nantinya akan menuntun terhadap situs-situ sapa saja yang telah di-deface oleh AS.

Selain AS, tim Siber Polri juga menangkap dua orang pelaku kejahatan dunia maya lainnya. Yakni MS dan TP alias profesor. Masing-masing ditangkap pada 4 dan 6 Juni lalu.

Bersama mereka disita barang bukti berupa HP, Laptop, dan KTP. “Mereka memporsting video yang mengandung unsur SARA,” kata Himawan. (tau)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Situs Kejaksaan dan Dewan Pers Jadi Sasaran Hacktivist


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Hacker   Peretas   Dewan Pers  

Terpopuler