jpnn.com - JAKARTA - Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli dan Jaksa Agung M Prasetyo dinilai layak jadi korban reshuffle jilid II Pasalnya, kedua anggota kabinet itu hanya menciptakan kegaduhan, tanpa sekalipun menunjukan prestasi.
"Apakah kegaduhan yang mereka buat linear dengan prestasi kerja?," kata peneliti Founding Fathers House Dian Permata, Senin. (11/1).
BACA JUGA: Usai Bertemu Jokowi, Agung Tetap Ngotot Ingin Munaslub
Dian menuturkan jika Jokowi harus menggunakan instrumen berbasis kinerja bila ingin melakukan reshuffle kabinet kerja. Bukan berdasarkan desakan, bisikan, pengaruh atau tuntutan dari pihak luar. Sehingga, dengan sendirinya publik akan melihat bahwa reshuffle dan evaluasi berdasarkan kinerja.
Dilanjutkan Dian, tentunya sebagaimana sebelumnya, reshuffle juga harus disertai dengan evaluasi yang jelas. Pada bagian mana anggota tim Kabinet Kerja yang sesuai target dan yang tidak sesuai target.
BACA JUGA: Ade Komarudin Dilantik, Agung Laksono: Saya Kecewa
"Reshuffle juga harus dilakukan dengan prioritas. Pada bagian mana tim kabinet kerja yang lemah," kata Dian.
Lebih lanjut dikatakannya, menteri yang sering membuat gaduh sebenarnya tak masalah, asalkan berprestasi. Pasalnya, jika itu yang terjadi, artinya menteri yang bersangkutan hanya perlu mengubah teknik komunikasi politiknya saja. "Nah itu pun harus menjadi tanggung jawab Joko Widodo. Beliau sudah jago soal itu" pungkasnya. (dil/jpnn)
BACA JUGA: Kata Tamliha, Romy Bukan Siapa-siapa Lagi di PPP, Termasuk Lukman Hakim
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terbukti Korupsi Haji, SDA Cuma Dihukum 6 Tahun Bui
Redaktur : Tim Redaksi