Pengamat: Korupsi Impor Pangan Sulit Terjadi di Era Amran

Rabu, 24 Oktober 2018 – 13:22 WIB
Pasokan beras di Jakarta. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat sosial politik dari Digipol Strategic Indonesia Nur Fahmi BP menilai korupsi impor pangan sulit dilakukan pada era Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.

"Amran Sulaiman itu orang yang dikenal punya track record tak main-main dengan korupsi," ujar Nur Fahmi, Rabu (24/10).

BACA JUGA: Kementan Mampu Jadikan Indonesia Lumbung Pangan Dunia

Dia menambahkan, sudah banyak jajaran di Kementerian Pertanian yang menjadi “korban” sikap tegas Amran akibat melakukan praktik curang.

"Beritanya, kan, Amran Sulaiman yang sering dilaporkan bekas anak buahnya karena main pecat sebab korupsi. Amran dituduh sewenang-wenang. Padahal status hukum mereka masih diperiksa polisi," ucap Nur Fahmi.

BACA JUGA: Himaskultura Nilai Mentan Andi Amran Propetani dan Konsumen

Menurut Nur Fahmi, Amran juga sangat cakap mengikuti keinginan Presiden Joko Widodo agar kementerian terhindar dari korupsi.

"Sudah banyak kalangan yang mengatakan dari akademisi, pakar, praktisi, legislator dan lainnya bahwa Kementerian Pertanian adalah lembaga yang sampai saat ini masih jadi andalan presiden menyangkut capaian kerja. Saya menganggap mustahil Amran mau merusak kepercayaan presiden," ujar Nur Fahmi.

BACA JUGA: Kementan Gelar Operasi Pasar Telur Stabilkan Harga

Dia juga mengapresiasi kebijakan Amran melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Dengan demikian, KPK leluasa mengawasi perilaku jajaran di Kementerian Pertanian.

Nur Fahmi mengungkapkan, kebijakan Kementan melibatkan KPK patut jadi rujukan lembaga pemerintahan lainnya sehingga tetap bersih dari korupsi.

Dia juga menyinggung laporan mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli ke KPK yang menduga ada korupsi dari impor pangan.

“Adalah hak hukum seseorang melaporkan dugaan adanya korupsi ke lembaga penegak hukum selama berdasarkan data maupun bukti kuat,” kata Nur Fahmi. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kala Menpan Amran Bingung Hadapi Petani Ini


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler