Pengamat: Serangan ke Jokowi Dirancang Matang dan Sistematis

Rabu, 18 Juni 2014 – 19:24 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Serangan yang ditujukan ke pasangan capres dan cawapres nomor 2 Joko Widodo-Jusuf Kalla seakan tak ada habisnya. Beberapa pihak pun menilai serangan-serangan itu dilakukan secara sistematis yang diatur oleh "tangan-tangan berkuasa". 

"Ada 'tangan-tangan berkuasa' yang dengan perbagai cara berusaha menjatuhkan nama baik kandidat presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Pemilu Presiden 2014," kata Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan Universitas Padjajaran, Muradi Rabu (18/6).

BACA JUGA: Revolusi Mental Gagasan Jokowi Mirip Ajaran Sunan Gunung Jati

Menurutnya, ada beberapa usaha nyata untuk menjegal Jokowi menjadi presiden. Di antaranya dugaan pengerahan tentara Bintara Pembina Desa (Babinsa) untuk menghasut masyarakat Indonesia supaya memilih Prabowo Subianto pada 9 Juli mendatang.

Sedangkan usaha lainnya adalah untuk mendelegitimasi Jokowi adalah penyebaran isu sara melalui Tabloid Obor Rakyat yang disebar di pondok-pondok pesantren. "Ini by design dan dikondisikan. Pengkondisian yang sistematis," kata Muradi kepada wartawan di Jakarta, Rabu (18/6).

BACA JUGA: Jokowi Tanggapi Santai Transkrip Pembicaraan Mega-Basrief

Selain pengerahan Babinsa dan tabloid Obor Rakyat, Jokowi juga diserang dengan isu korupsi. Isu korupsi yang terus diarahkan ke Jokowi adalah kasus Transjakarta.

"Yang terbaru beredarnya fotokopi yang seolah transkrip percakapan antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Jaksa Agung Basrief Arief yang isinya seolah-olah meminta agar Jokowi tidak dikaitkan dalam kasus Transjakarta," ujarnya.

BACA JUGA: Sebut Kebocoran Uang Negara, Prabowo Dinilai Sudutkan SBY dan Hatta

Megawati dan Basrief terang-terang membantah transkrip pembicaraan itu.  "Beredarnya transkrip percakapan itu, tanpa rekaman, semakin menguatkan adanya upaya sistematis untuk mendelegitimasi Jokowi melalui kasus Transjakarta," kata Muradi. 

Tak berhenti sampai di situ. Bentuk serangan lain adalah dengan menghembuskan isu bahwa internal PDIP tidak solid mendukung Jokowi. Tentu saja tujuannya agar pemilih Jokowi mengalihkan dukungan ke Prabowo. (mas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggoro Widjojo Dituntut Lima Tahun Penjara


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler