Pengerahan Massa ke KPU Bakal Munculkan Citra Buruk di Mata Dunia

Sabtu, 19 Juli 2014 – 16:50 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Pengamat pemilu dari Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti mengharapkan tidak ada pengerahan massa pendukung pasangan calon presiden-calon wakil presiden ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada saat penetapan hasil pemilu presiden pada 22 Juli nanti. Menurutnya, pilpres di Indonesia tengah jadi sorotan dunia sehingga sebaiknya tidak dikotori dengan tindakan yang terkesan intimidatif terhadap penyelenggara pemilu.

Pernyataan Ray itu sebagai respon atas ancaman calon presiden (capres) nomor urut 1, Prabowo Subianto yang akan mengerahkan pendukungnya untuk menduduki KPU jika proses rekapitulasi diwarnai kecurangan. Selain itu, Ray sekaligus merespon pernyataan Letjen (punr) Yunus Yosfiah selaku anggota Tim Pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang akan mengerahkan 5000 pendukung untuk menghindarkan KPU dari tekanan pihak luar dalam proses rekapitulasi suara pilres.

BACA JUGA: Bareskrim Gulung Puluhan WNA Sindikat Kejahatan via Telepon

"Pengumpulan massa di sekitar KPU jelas bukanlah tindakan yang dapat memberi rasa damai, apalagi menghindarkan KPU dari berbagai tekanan. Kata menghindarkan KPU dari tekanan seperti memberi sinyal bahwa akan ada kelompok-kelompok yang akan menekan KPU,” kata Ray di Jakarta, Sabtu (19/7).

Menurutnya, pernyataan tentang tekanan itu justru memunculkan pertanyaan. Sebab, pihak yang dianggap menekan tak disebut secara jelas. ”Kelompok mana? Menekan apa? Dan untuk apa? Tak jelas juga itu," lanjut Ray.

BACA JUGA: Separuh Pemda di Sultra, Sulbar dan Sulteng tak Dapat Formasi CPNS

Ia justru mengingatkan soal pembicaraan telepon antara Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki Moon dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beberapa hari lalu. Ban Ki Moon, seperti disampaikan SBY,  sempat menanyakan situasi terkini dan masalah pilpres di Indonesia. SBY pun menegaskan bahwa Indonesia akan bisa mengelola semuanya dengan baik.

Karenanya Ray menilai pengerahan massa ke KPU hanya akan membuat nama Indonesia buruk di mata dunia. “Pengerahan massa jelas tidak bagus, termasuk untuk nama baik Indonesia di dunia internasional. Kalau massa dikerahkan kesannya akan ada ancaman-ancaman dari sana atau sini. Padahal sejauh ini, tak ada indikasi ke arah sana," tegasnya.(ara/jpnn)

BACA JUGA: Polri Minta Tembak di Tempat Tidak Dipandang Negatif

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Media Dihimbau Tidak Beritakan Pernyataan Yang Buat Suasana Panas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler