SOLO -- Penyebaran pengungsi korban letusan Gunung Merapi ternyata begitu luasTak hanya masuk ke Wonogiri, Solo atau Karanganyar, para pengungsi ini juga mulai merambah Sragen
BACA JUGA: Jembatan Tertimbun Lahar, 5 Desa Terisolir
Padahal, jarak Sragen dengan Merapi relatif jauh.Tercatat 73 warga korban letusan Merapi dari berbagai daerah mulai berdatangan di Sragen Selain berasal dari wilayah Sleman, Cangkringan, Musuk, Boyolali dan Kabupaten Klaten
BACA JUGA: Erupsi Berkurang, Lereng Merapi Berlubang
Informasi yang dihimpun Radar Solo (grup JPNN), para pengungsi sebagian besar berada di empat kecamatan yakni Sumberlawang, Miri, Tangen dan Sambungmacan
Imam Santoso menambahkan, masing-masing polsek, terus memantau peningkatan jumlah pengungsi yang masuk ke wilayahnya. Tak hanya itu, polres juga mulai berkoordinasi dengan Kesbangpolinmas Sragen untuk melakukan berbagai antisipasi jika sewaktu-waktu jumlah pengungsi terus membeludak
BACA JUGA: Ribuan Warga Masih Bertahan di Zona Bahaya
"Kemungkinan masih akan terus bertambahUntuk itu kami terus lakukan koordinasi dengan anggota di masing-masing daerah untuk terus melakukan pemantauan," imbuhnya.Kepala Kesbangpolinmas Sragen Wangsit Sukono saat dikonfirmasi mengaku bahwa sebagian besar pengungsi yang masuk ke Sragen saat ini mencari-mencari perlindungan di rumah kerabat dan sanak saudara yang berada di Sragen"Di Kecamatan Suberlawang diperkirakan ada sekitar 54 pengungsi, dan di Kecamatan Miri ada 19 pengungsi," kata Wangsit.
Wangsit menambahkan, telah mempersiapkan segala sesuatu untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu para pengungsi yang tinggal di rumah sanak saudara itu membutuhkan bantuan dari Pemkab Sragen"Kami siap membantu untuk mereka," ujar Wangsit saat dihubungi via telepon kemarinSementara itu, gelombang pengungsi yang masuk ke Wonogiri terus mengalirHingga kemarin siang, jumlah pengungsi yang mencari aman ke Wonogiri sudah lebih dari 200 orangMereka tersebar di Kecamatan Manyaran, Eromoko, Ngadirojo, dan Purwantoro.
Camat Manyaran Ristanti melalui telepon selulernya kemarin siang mengatakan pengungsi yang ada di wilayahnya sudah hampir berjumlah 120 orangJumlah itu jauh lebih banyak dibanding sehari sebelumnya yang hanya berjumlah 66 orang"Mereka ini bukan korban langsung letusanTapi, orang-orang yang ketakutan bakal terkena dampak Merapi," katanya.
Pengungsi itu datang secara bergelombangAda yang datang menggunakan sepeda motor beramai-ramai dan ada pula yang datang diangkut trukKarena jumlahnya yang terus bertambah, Ristanti khawatir stok bahan makanan yang ada di kantornya tak mencukupi.
Karena kondisi itu, dia mempersilakan dermawan yang mau menyumbang untuk mengirimkan bahan makanan ke posko pengungsian di Pendapa Kecamatan Manyaran yang dibuka 24 jamBantuan itu menurutnya akan langsung didistribusikan ke posko-posko pengungsian di beberapa desa di Kecamatan Manyaran"Pengungsi paling banyak datang tadi malam (Senin malam, Red)Setelah dari posko di kecamatan, mereka kemudian disalurkan ke rumah kerabatnya di ManyaranYang mungkin akan kurang adalah makananMereka juga perlu kebutuhan sehari-hari seperti peralatan mandi dan lainnyaKalau pakaian mereka sudah bawa," katanya satu -satunya camat wanita di Wonogiri itu.
Terpisah, Kepala Dinas Sosial Wonogiri Suharno mengatakan akan berupaya sebaik-baiknya mengurusi pengungsi Letusan Gunung Merapi yang ada di WonogiriDia juga mengatakan telah mengirimkan beras dan bahan makanan lain ke posko pengungsian di Manyaran dan wilayah lainnyaBahkan, khusus yang di Manyaran, kemarin sore Suharno mengatakan berencana mengirim selimut dan handuk untuk para pengungsi.
Dia juga mengatakan, pengungsi Letusan Gunung Merapi tidak hanya ada di ManyaranTapi, mereka juga ada di Eromoko, Purwantoro dan Ngadirojo"Di Eromoko 21 orang, Purwantoro ada 24 orang dan di Ngadirojo 39 orangMereka adalah warga sekitar Klaten dan YogyakartaBeberapz dari mereka punya saudara di Ngadirojo, Eromoko, dan PurwantoroLalu mereka mengungsi mengajak tetangganyaIni saya baru dapat informasi pengungsi yang di Semin, Gunung Kidul, Jogjakarta bergerak ke WonogiriMereka beralih karena menganggap pelayanan Wonogiri lebih baik," katanya.
Sebaliknya, angka pengungsi yang masuk ke Solo mulai menurunDari 240 pengungsi yang masuk pada Senin (8/11) lalu, kemarin hanya tersisa 15 orangMereka tidak mengungsi di lokasi yang telah disediakan oleh pemkotPara pengungsi ini ditampung di rumah familinyaHasil pantauan Radar Solo, dari tiga titik yang digunakan sebagai tempat pengungsian, kini sudah sunyi senyapKetiga lokasi yang jadikan tempat mengungsi di antaranya Pegelaran Keraton Kasunanan Surakarta, Suryosularsan; Kelurahan Timuran serta Gereja Ketelan.
Kepala kantor Kesbangpol Linmas Suharso mengatakan, para pengungsi di tiga titik sudah pulang ke kampung halaman masing-masingMereka ada yang balik ke Kalasan, Jl Kaliurang serta ke rumah saudara yang berada di Ngawi, Jawa Timur"Mereka kembali karena keputusannya sendiriDan kami tidak bisa mencegahnya," ujarnya kepada Radar Solo kemarin (9/11).
Salah satu alasan mereka memutuskan kembali ke kampung halaman lantaran kondisi dirasa sudah amanSedang mereka yang singgah di rumah saudara di luar Solo karena faktor keamanan dan keselamatanDengan alasan itulah pihaknya tidak bisa melarang mereka meninggalkan Solo.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Solo Yosca Herman Soedrajat mengaku siap mengerahkan armada transportasi untuk membantu sejumlah pengungsi akibat letusan Gunung Merapi yang masuk ke SoloRetribusi armada pengangkut pengungsi juga akan digratiskan"Kami bersama organda maupun pengusaha angkutan umum sudah sepakat mengerahkan armada yang ada guna membantu mereka," terangnya.
Pengerahan angkutan ini seperti saat terjadi bencana banjir di beberapa titik di Solo beberapa waktu laluSaat banjir melanda Solo, pihaknya mengerahkan sekitar 30-40 unit truk dan bus untuk membantu para korban banjir mengungsi.(in/aw/rdo/nan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jalur Selo-Magelang Dibuka Lagi
Redaktur : Tim Redaksi