Pengusaha Batam Minta Pemerintah Hapuskan Hambatan Investasi

Jumat, 13 April 2018 – 03:59 WIB
Ilustrasi. Foto: istimewa for batampos

jpnn.com, BATAM - Sejumlah pengusaha di Batam menyampaikan beberapa keluhan yang menghambat investasi di Batam saat Rapim Kadin di Best Western Panbil, Kamis (12/4).

Yang paling banyak disuarakan adalah mahalnya ongkos kontainer masuk ke Batam.

BACA JUGA: Oknum Satpol PP Pembobol 20 Mobil Itu Jarang Ngator

"Ongkos kontainer ke Batam itu tidak kompetitif sangat mahal dibandingkan dengan ke negara dan daerah lain. Ini harus kita bicarakan bersama," kata presiden direktur Panbil Group Johanes Kennedy.

Menurutnya, arus keluar masuk barang harus bisa bersaing. Ini menjadi indikator bagi investor untuk menanamkan modalnya di satu daerah. "Pengusaha itu berharap tarif yang murah dan cepat. Kalau tidak daya saing kita akan tetap ketiggalan," katanya.

BACA JUGA: Pengusaha Minta WNA Diberi Kemudahan untuk Memiliki Properti

Selain itu, arus lalu lintas orang dari bandara juga harus terus dibenahi. Di mana Hang Nadim yang dirancang mantan presiden Habibie kini sudah kalah bersaing dengan beberapa bandara di Sumatera. Padahal bandara adalah infrastruktur utama saat ini untuk arus manusia.

"Bandara kita sudah kalah bersaing. Ini harus dibenahi secepatnya. Dan yang paling penting BP Batam harus transparan. Sinergitas dengan dunia usaha harus terus dijaga," katanya.

BACA JUGA: Lukita Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Batam Jadi 4,5 Persen

Selain itu, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Batam dan menjadikan Batam menjadi kota Metropolitan, maka harus diperbanyak dan diperluas peluang investasi. Salah satu caranya adalah menggabungkan Batam dan Bintan.

Pengurus Kadin Batam, Suyono mengatakan tarif kontainer ke Batam ini sudah lama dikeluhkan.

Tapi hingga saat ini belum ada solusi. Menurutnya, tarif yang jauh lebih mahal sudah pasti mengurangi daya saing Batam.

Dia menjelaskan, saat ini tarif kontainer dari Batam-Singapura yang ukuruan 40 feet 700 sampai 800 dolar Amerika. Sedangkan dari Singapura-Jakarta hanya 300 sampai 400 dolar.

"Jadi tarifnya hampir dua kali lipat," katanya.

Untuk yang ukuran 20 feet tarifnya Singapura Batam hanya sekitar 300 sampai 400 dolar.

Sementara untuk yang Singapura-Jakarta hanya sekitar 200-300 dolar.

"Jadi tarif ke Batam yang hanya butuh empat jam jauh lebih mahal dibanding ke Jakarta yang bisa sampai 3 hari," katanya.

Demikian halnya dengan infrastruktur, sarana dan prasaran pelabuhan juga Batam masih kalah bersaing dengan daerah lain. Ia mencontohkan crane di Batuampar juga belum canggih.

"Kalau di Batuampar itu masih manual. Harusnya bisa dikerjakan 5 menit dengan crane manual bisa sampai 15 -20 menit,” katanya.

Sementara itu, kepala BP Batam Lukita Dinarsyah Tuwo mengatakan, tarif mahal di pelabuhan Batam ini memang sudah lama dikeluhkan para pengusaha. Tetapi BP Batam tidak fokus untuk menurunkan atau merevisi tarifnya, tetapi fokus untuk memperbaiki infrastrukturnya.

"Kenapa ini mahal karena kapasitas dan kondisi pelabuhan kita sendiri. Kalau ini sudah luas dan memadai, maka akan semakin banyak kapal yang masuk. Maka otomatis nanti cost yang dikeluarkan pengusaha semakin kecil," katanya.

Tahun ini, BP Batam akan melakukan perluasan dengan nlai investasi 200 juta dolar Amerika.

Di mana akan dikerjasamakan dengan badan usaha. "Untuk bandara juga akan kita tambah terminal. Nilai investasiny 400 juta dolar. Mudah-mudahan di kahir tahun ini atau di awal tahun depan akan kita lelang." katanya. (leo/ian)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bobol 20 Mobil, Oknum Pegawai Satpol PP Ditangkap Polisi


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler