jpnn.com, BALIKPAPAN - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur terus berupaya mendorong kinerja direct call dari Pelabuhan Kaltim Kariangau Terminal (KKT).
Selain memperbanyak produksi komoditas ekspor, pemprov juga meminta para pengusaha memanfaatkan layanan tersebut.
BACA JUGA: Ekspor Produk Pertanian Harus Digenjot
Yakni, mengubah rute ekspor. Dari yang sebelumnya melewati Surabaya dan Jakarta kini pindah ke Balikpapan.
Kepala Bidang Perdagangan Disperindagkop dan UMKM Kaltim Heni Purwaningsih mengatakan, batu bara, crude palm oil (CPO) dan kayu memiliki nilai ekspor yang tinggi.
BACA JUGA: Pencapaian Bauran Energi Nasional Belum Sesuai Target
Sayangnya, beberapa komoditas ini sudah memiliki jalur masing-masing. Kebanyakan masih lewat Surabaya atau Jakarta, baru keluar negeri.
“Karena itu, catatan ekspornya tidak langsung di Kaltim. Devisa hasil ekspornya masuk ke daerah tadi (Surabaya dan Jakarta),” kata Heni, Rabu (6/3).
BACA JUGA: Menanti Investasi di Kawasan Ekonomi
Ini dinilai tidak fair karena untuk mendukung seluruh kegiatan produksi, logistik, dan lainnya menggunakan infrastruktur Kaltim. Namun, yang menikmati hasilnya itu daerah lain.
“Itulah pentingnya ekspor direct call harus dilakukan di Balikpapan,” tegas Heni.
Heni mengungkapkan program direct call belum maksimal karena minimnya komoditas. Namun, kendala tersebut tak sepenuhnya benar.
Sebab secara data, di Kaltim mampu melakukan ekspor hingga 1.500 kontainer per tahun.
Akan tetapi, banyaknya komoditas ekspor Bumi Etam masih singgah di Surabaya dan Jakarta.
Menurutnya, volume ekspor yang lewat Kaltim saat ini terlalu sedikit sehingga perusahaan pelayaran internasional menganggap tidak potensial.
Volume pengiriman yang ideal seharusnya minimal 100 kontainer per bulan. Akan tetapi, Kaltim tidak bisa penuhi itu.
“Bukan karena minim komoditas, tetapi para pelaku ekspor sudah memiliki jalurnya masing-masing. Volume ekspor kita sebenarnya sudah mencapai 392 kontainer per minggu. Artinya ada sekitar 1.500 kontainer per minggu yang kita ekspor. Namun masih lewat Surabaya dan Jakarta,” jelas Heni. (ctr/ndu/k15)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ekspor Turun 8,66 Persen
Redaktur : Tim Redaksi