jpnn.com, DENPASAR - Bali saat ini menjadi salah satu destinasi top bagi wisatawan mancanegara (wisman). Namun, di balik itu ada persoalan serius yang harus dihadapi Bali.
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) mencatat saat ini Bali menjadi lokasi lokasi bagi para penjahat siber untuk beraksi. Selama 2018, Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenkumham Provinsi Bali mencatat kejahatan dunia maya di Bali melesat tajam.
BACA JUGA: Madu Coba Racuni Suami, Istri Pertama Jadi Korbannya
Merujuk pada catatan Kanwil Kemenkumham Bali, selama 2018 ada 471 tindakan administrasi keimigrasian (TAK). Untuk TAK bagi penjahat siber menempati urutan teratas, yakni 62,34 persen.
Selanjutnya untuk TAK bagi warga negara asing (WNA) yang melampaui izin tinggal atau overstay ada 43,24 persen. Adapun TAK untuk kasus narkotika mencapai 28,15 persen.
BACA JUGA: Pria Sontoloyo Coba Perkosa Turis Tiongkok saat Mau Mandi
TAK bagi WNA yang menyalahgunakan izin tinggal ada 20,11 persen. Sedangkan sisanya adalah pelanggar ketertiban umum (15,8 persen), kasus lain-lain (11,6 persen) dan red notice Interpol (4,2 persen).
“Cyber crime ini memang menjadi fenomena baru seiring dengan perkembangan teknologi,” ujar Kepala Kanwil Hukum dan HAM Provinsi Bali Maryoto Sumadi akhir pekan lalu.(rb/san/mus/JPR)
BACA JUGA: Krisdayanti Anggap Bali Sebagai Rumah Kedua
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bule Uzur Opname di Bali, Sering Tak Sadar Pipis Sembarangan
Redaktur : Tim Redaksi