BACA JUGA: BNI Tingkatkan Dana Murah hingga 75 Persen
Salah satu penyebabnya, produk unggulan yaitu Indomie, sempat bermasalah di Taiwan pada tahun lalu.Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan kemarin Indofood membukukan penjualan bersih konsolidasi sebesar Rp 38,40 triliun naik 2,7 persen dari Rp 37,40 triliun di tahun 2009
Direktur Utama dan Chief Executive Officer (CEO) Indofood, Anthoni Salim, mengatakan grup produk konsumen bermerek (CBP) yang terdiri dari divisi mi instan, dairy, penyedap makanan, makanan ringan serta nutrisi dan makanan khusus,merupakan kontributor terbesar terhadap penjualan bersih konsolidasi sebesar 46 persen atau meningkat dibandingkan tahun 2009 sebesar 43 persen.
Kenaikan terutama disebabkan oleh peningkatan volume penjualan di seluruh divisi dan peningkatan harga jual rata-rata pada beberapa kategori
BACA JUGA: Giliran Aprindo Stop Mamin Jepang
Sebaliknya, kontribusi grup Bogasari terhadap penjualan bersih konsolidasi di tahun 2010 turun menjadi 26 persen dari 29 persen di tahun 2009Sementara kontribusi dari grup agribisnis dan distribusi relatif tidak mengalami perubahan, masing-masing sekitar 20 persen dan 8 persen
BACA JUGA: KPPU Nilai Akuisisi Indosiar
Atas semua itu laba kotor Indofood naik 19,4 persen menjadi Rp 12,47 triliun di tahun 2010 dari Rp 10,44 triliun di tahun 2009 disebabkan oleh naiknya volume penjualan pada seluruh grup serta turunnya biaya bahan baku.Marjin laba kotor meningkat sebesar 460 basis poin menjadi 32,5 persenLaba usaha tumbuh sebesar 34,5 persen menjadi Rp 6,73 triliun di tahun 2010 dari Rp 5 triliun di tahun 2009 dan marjin laba usaha meningkat menjadi 17,5 persen di tahun 2010 dari 13,4 persen di tahun 2009"Kami senang atas pencapaian kinerja yang solid ini dan pertumbuhan yang berkelanjutan selama enam tahun berturut-turut," kata Anthoni.
Anthoni menganggap kinerja positif itu mencerminkan kekuatan bisnis perseroan serta kemampuan manajemen dalam memanfaatkan peluang dan menghadapi tantangan di pasar.
Seperti diketahui, salah satu tantangan terbesar perseroan pada tahun lalu adalah penemuan di Taiwan bahwa kecap dalam Indomie goreng, sebagai salah satu produk utama perseroan, mengandung zat yang tidak diperbolehkanEkspor ke negara itu sempat terhenti dan membuat beberapa negara lain ikut melakukan koreksiMeski begitu, ekspor Indomie ke sekitar 80 negara sudah lancar kembali.
"Kami akan terus berkembang dalam menghadapi berbagai tantangan yang berbeda setiap tahunnya guna mencapai tujuan kami yaitu mempertahankan pertumbuhan yang berkelanjutan dan meningkatkan nilai perusahaan," tegas Anthoni.
Secara terpisah, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), anak usaha Indofood yang langsung menangani produk Indomie juga melaporkan kinerja keuangan untuk periode 31 Desember 2010ICBP membukukan penjualan bersih Rp 17,96 triliun, meningkat 10 persen dari Rp 16,33 triliun di 2009 didorong oleh pertumbuhan volume di seluruh divisi yang terdiri dari mi instan, dairy, penyedap makanan, makanan ringan, dan nutrisi dan makanan khusus, serta jual rata-rata yang lebih tinggi untuk beberapa kategori.
Peningkatan penjualan bersih memberikan dampak yang positif terhadap laba kotor yang naik 26,9 persen menjadi Rp 4,97 trilun dari Rp 3,91 triliun di 2009 dan marjin laba kotor meningkat 27,7 persen dari 24,0 persen.
Sejalan dengan itu laba usaha meningkat 46,9 persen menjadi Rp 2,65 triliun dari Rp 1,80 triliun dan marjin laba usaha meningkat menjadi 14,7 persen dari 11,0 persenLaba bersih dan core profit masing-masing meningkat 58,0 persen dan 56,9 persen menjadi Rp 1,70 triliun dan Rp 1,68 triliun.
"Tahun lalu memang ada masalah itu (Indomie di Taiwan), tetapi kami lebih suka melihat tahun ini dan ke depanTerbukti kinerja perusahaan kami tetap meningkat," kata Corporate Secretary ICBP, Hery Kurniawan, kemarin(gen)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kekhawatiran Investor Luruh
Redaktur : Tim Redaksi