Penonton Film Dilan 1990: Baper Parah, Seru, Lucu

Minggu, 11 Februari 2018 – 00:45 WIB
Penonton saat menanti pemutaran film Dilan 1990. Ilustrasi Foto: Nelvi/dok.JPNN.com

jpnn.com - Film Dilan 1990 yang diputar di bioskop-bioskop sejak 25 Januari 2018, mampu menarik penonton dari semua kalangan. Anak zaman old dan kids zaman now.

Mereka kompak menjadi penikmat film yang bercerita tentang kisah cinta Dilan dan Milea.

BACA JUGA: Dagangan Kacang, Penjualnya Perempuan Muda Sintal, Hhmm

Belum sampai dua pekan penayangan, sudah lebih dari empat juta tiket terjual. Empat juta orang menonton.

Cerita cinta tokoh utama Dilan dan Milea dinilai berbeda. Tidak seperti kisah cinta FTV atau film lain yang sudah ketebak akhirnya.

BACA JUGA: Mengeluarkan Tisu, Ichsan Yasin Limpo Menyeka Air Matanya

Semuanya mengalir alami. Ini membuat rasa penasaran penonton muncul. Belum lagi trailernya yang sudah digembar-gembor sebelumnya.

Wajah tampan Dilan yang diperankan Iqbaal Ramadhan dan wajah cantik Milea yang diperankan Vanesha Prescilla wara-wiri di Instargam. Seperti membacakan mantra agar masyarakat menonton mereka di layar lebar.

BACA JUGA: Harga Sebutir Alpukat Ini Bisa Rp 50 Ribu

Apalagi jauh sebelum film yang disutradarai Fajar Bustomi ini hadir, buku Dilan karya Pidi Baiq ini sudah terlebih dahulu bikin masyarakat baper.

Mulai dari Dilan: Dia Adalah Dilanku Tahun 1990 (2014), Dia Adalah Dilanku Tahun 1991 (2015), dan ketiga Milea: Suara dari Dilan (2016).

Rangkaian kata romantis dan mendayu-dayu ala Dilan, praktis membuat pembaca membayangkan sosok anak SMA itu. Kagum dengan karakter si anak genk motor yang paham cara mencintai seorang wanita.

Rasa penasaran, rindu bercampur haus akan film berkualitas tersebut membuat ledakan penonton terjadi.

Segmen film Dilan 1990 sejatinya remaja. Namun, banyak generasi zaman old yang tidak ketinggalan penasaran dengan kisah cinta Dilan dan Milea.

Salah satu generasi tempoe doloe yang tidak ketinggalan menyaksikan film fenomenal ini ialah Reni. Wanita yang lahir tahun 70-an ini menolak saat dikatakan hanya kebawa arus kids zaman now yang banyak nonton Dilan 1990.

"Saya sudah ngikutin sejak bukunya muncul. Meski ceritanya tentang anak sekolah, tapi banyak hal yang bisa membuat pembaca larut. Nah, karena itu saya merasa harus banget nonton versi film Dilan 1990," ujar warga Pekanbaru, Riau itu.

Reni mengaku perjuangannya antre mendapat tiket terbayar saat sepasang remaja berseragam abu-abu itu muncul di layar. Seperti terhipnotis, mata tak lepas menyaksikan kejutan demi kejutan di film tersebut.

Meski bukan lagi anak muda, bagi Reni daya tarik film Dilan 1990 cukup kuat. Terlebih setingan film juga hampir sama dengan masa-masa ketika ia muda dulu.

"Atmosfer zaman old-nya masih bisa dirasakan generasi seperti saya. Dari gaya busananya. Motornya Dilan juga lawas sekali. Sampai dialognya yang formal seperti film-film dulu," sambungnya.

Reni tidak sendirian. Banyak sekali generasi zaman old yang bela-belain nonton film Dilan 1990. Dari pantauan Riau Pos (Jawa Pos Group) di salah satu bioskop, awal film Dilan 1990 diputar, bioskop sudah sangat ramai.

Tidak cuma dikuasai remaja dan anak zaman now, banyak terlihat rombongan generasi zaman old. Perbandingannya sekitar 60 anak zaman now dan 40 generasi old.

Alasan generasi zaman old menonton beragam. Selain memang sudah mengikuti dari awal seperti Reni, ada juga yang menemani buah hati dan hanya penasaran saja.

Dari survei sederhana Riau Pos, terungkap 8 dari 10 orang dewasa yang nonton film Dilan 1990 memberi respon positif.

Bukan hanya alur ceritanya saja. Tapi, kemasan keseluruhan membuat aroma masa lalu generasi old kembali merebak.

"Ketawa sendiri melihat Dilan merayu Milea. Simpel sih. Tapi benar-benar manis, aneh sekaligus unik. Dan itu mengingatkan kita pada masa muda dulu," lanjut Reni.

Di film tersebut memang menunjukkan suasana sekolah di era 90-an. Kenakalan remaja di era itu. Tidak ada smartphone. Boro-boro smartphone.

Dilan saja menghubungi Milea dengan telepon umum pinggir jalan yang kini mungkin sudah layak disebut barang antik . Kids zaman now bisa jadi tidak pernah melihat telepon legendaris tersebut.

Jaket, motor dan gaya berpakaian juga membuat generasi zaman old flash back dengan masa SMA mereka. Ini juga yang dinilai membuat film Dilan 1990 ini diminati lintas usia.

Nah, dari sisi kids zaman now, menariknya film Dilan 1990 justru dari karakter utama Dilan dan Milea. Keduanya dinilai mampu mewakili anak muda yang dilanda cinta.

Face keduanya juga sama-sama bikin terpesona. Perpaduan antara tokoh kekinian yang memerankan cerita tahun 90-an ini menjadi unik di mata mereka.

Ini disampaikan oleh Mesy Ardiles, siswa salah satu SMA. "Menurut saya cerita yang diangkat film Dilan 1990 itu beda. Soalnya kisah cinta SMA dulu kan beda dengan kisah cinta SMA sekarang. Itu yang menjadi hal menarik buat saya. Beberapa adegan juga bikin penonton terbawa perasaan alias baper. Apalagi ada adegan berpelukan gitu. Wah, sweet bangetlah," ujarnya.

Bahkan, Mesy mengaku sudah penasaran ingin menonton lanjutan Dilan 1990. Senada dengan Mesy, teeneger lainnya, Raudina Yundati dari SMAN 9 Pekanbaru juga setuju film ini bikin perasaan campur aduk dan baper high level.

"Baper parah. Seru, lucu juga. Chemistry antara Dilan sama Milea bener-bener dapet. Apalagi ini setingnya pas masa SMA. Yang merupakan masa indah tak terlupakan bagi banyak orang. Intinya film ini bagus. Saya pengen nonton terus kisah selanjutnya," timpal Raudina.

Konflik yang dihadapi Dilan dan Milea di dalam film tersebut dinilai tidak lebai alias natural. Semua masih wajar dihadapi anak usia SMA.

Tepatnya saat Dilan bersama genk motornya berencana memperingatkan genk motor lain yang menyerang sekolahnya. Milea tentu tidak setuju. Ia tak suka Dilan bergumul dengan genk motor lain.

Larangan Milea nyatanya membuat teman Dilan, Anhar yang diperankan Giulio Parengkuan berang.

Milea dan Anhar terlibat adu mulut. Sampai akhirnya Anhar melakukan kekerasan fisik pada Milea, pujaan hati Dilan.Tentunya, Dilan tak terima akan hal itu. Ia menyerang balik Anhar. Akibatnya, Dilan harus diskors dari sekolah. Dan perasaan keduanya pun berkecamuk.

Mereka juga menilai ada makna kehidupan yang tersirat dari film tersebut. Di mana, untuk mendapatkan sesuatu itu harus usaha dan kerja keras. Bukan modal uang saja. Tapi hasil dari diri sendiri.

Hal positif lain dari sosok Dilan ialah pribadi yang percaya diri. Bisa buat orang di sekitarnya bahagia dengan cara yang sederhana. Dengan caranya sendiri.

Karakter lembut Milea juga dinilai menginspirasi mereka untuk menjadi gadis yang lemah lembut, selalu sabar dan berbusana sopan. Sehingga dengan kebaikannya, ia disayangi banyak orang.

Adegan dalam film memang banyak yang membuat penonton senyum sendiri. Beberapa bahkan ada yang fenomenal.

Sampai-sampai banyak sekali yang membuat meme dan memparodikannya. Antara lain, adegan saat Dilan menemui Milea si anak baru di jalan dengan motor old school-nya.

Sampai adegan paling viral saat Dilan dan Milea lagi teleponan. Dialog Dilan yang mengatakan, “Jangan rindu. Rindu itu berat. Kamu takkan kuat. Biar aku saja”.

Tak disangka, dialog kaku, baku bin formal yang diucapkan Dilan itu sangat populer saat ini. Banyak yang mempelesetkannya dengan kalimat lain yang membuatnya terdengar lucu.

Terkait kesingkronan antara buku dan film, pastinya ada pro dan kontra. Dari 10 pembaca buku yang sudah menonton, 7 di antaranya mengatakan Dilan 1990 sudah mewakili buku yang ceritanya panjang tersebut.

"Menurut saya kesamaannya 98 persen. Saking miripnya, bahkan saya sudah tahu apa yang akan dikatakan Dilan saat adegan di telepon umum itu. Puas banget. Sebagai pembaca buku dan pengikut setia ketiga seri bukunya, saya nggak kecewa. Masalah ada yang nggak sesuai, menurut saya wajar. Karena durasi film yang terbatas. Tentu nggak semua yang ada di buku bisa ditampilkan di film kan," kata salah satu pembaca buku Dilan, Melissa.

Sosok Dilan yang santai, cuek tapi manis seperti di buku dinilai mampu divisualisasikan Iqbaal Ramadhan.

Begitu pun Milea dan karakter lain. Semua dirasa hidup dan diperankan dengan baik oleh wajah-wajah muda zaman now.

Diprediksi film ini bakal masih nangkring di bioskop untuk beberapa waktu ke depan. Animo penonton yang masih tinggi membuat film Dilan masih merajai bioskop Tanah Air. (azr)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Baju Rajah Datuk Ahim, Peluru Serdadu Belanda Selalu Meleset


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler