jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi D DPRD DKI Bestari Barus heran dengan pemaparan Gubernur Anies Baswedan soal program DP Nol Rupiah. Menurutnya, ada kontradiksi antara tujuan program dengan konsep yang diterapkan.
Politikus NasDem itu mengatakan, penerapan konsep rumah susun sederhana milik tidak selaras dengan misi Anies mensejahterakan kalangan ekonomi lemah.
BACA JUGA: Baru Meletakan Batu Pertama, Anies Sudah Klaim Tepati Janji
Pasalnya, ketika warga sudah lebih sejahtera, mereka pasti lebih memilih pindah ke hunian yang lebih baik daripada rumah susun sederhana.
"Itu (rumah susun) bukan tempat untuk permanen sampai anak cucu, tetapi di situlah mereka mendapatkan tempat yang lebih layak dari pada mereka ngontrak. Jadi jangan orang itu ditaruh 'nah kamu tinggal di rusun aja sampai anak cucu' ya engga begitu dong. Katanya mau bikin sejahtera, masa sejahtera orang dikasih di rumah susun," ucap Bestari saat dihubungi JawaPos.com, Jumat (19/1).
BACA JUGA: Politikus NasDem Takut DP Nol Rupiah Timbulkan Masalah Baru
Bestari menilai, keputusan Anies membuat Rusunami ini tanpa perencanaan. Menurutnya perasaan tertekan demi mewujudkan janji politik mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu saat berkampanye merupakan faktor utama pembangunan rumah tanpa DP itu dilaksanakan.
"Saya kira gubernur ini terlalu terburu-buru untuk mewujudkan janji kampanyenya, tertekan dan sebagainya gitu, mungkin seperti itu sehingga ingin cepat-cepat," tutur dia.
BACA JUGA: Apakah Anda Setuju Hunian DP Nol Rupiah? Alasannya?
Perlu diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan rumah-rumah tersebut nantinya dibandrol dengan harga kisaran Rp 185 juta sampai Rp 320 juta. Sementara angsurannya akan disesuaikan dengan kemampuan warga Jakarta yang penghasilannya di bawah dari Rp 7 juta per bulan. (eve/jpc)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DP Nol Rupiah gak Jelas, Anies Diminta Lanjutkan Ide Ahok
Redaktur & Reporter : Adil