BACA JUGA: Pengangguran Rentan Terjangkit HIV/AIDS
Bahkan, 697 orang lainnya dinyatakan positif menderita AIDS (Acquired immune deficiency syndrome)Jumlah itu berdasarkan pemetaan kelompok berisiko tinggi (Resti) sebagai penular HIV
BACA JUGA: Pria Lima Kali Ganti Pasangan, Perempuan Dua Kali
Antara lain, pengguna jarum suntik (penasun), laki suka laki (LSL), pasangan pelanggan penjaja seks, pelanggan wanita penjaja seks, pelanggan waria dan wariaBACA JUGA: Pertahun, Penderita Katarak Naik 240 Ribu
Disusul pasangan pelanggan pekerja seks dengan jumlah kasus 12.881Hasil survei yang dilakukan Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kota Bogor menemukan adanya perubahan tren penularan virus mematikan tersebutSebelumnya, tingkat prevelensi atau penyebaran infeksi baru HIV/ADIS didominasi pengguna narkoba jenis jarum suntik
Mereka menggunakan jarum suntik bersamaan hingga tertular penyakit mematikan tersebutTapi k ini, pola penyebaran HIV banyak disebabkan perilaku seks berisikoSeperti melakukan hubungan seks tidak aman dengan PSK, waria dan homoseksual
Kepala Bidang Pencegahan, Penanggulangan dan Penyakit Lingkungan (P3KL) Dinas Kesehatan Kota Bogor, dr Eddy Darma mengatakan pergeseran tren tersebut disebabkan banyak faktorSalah satunya perubahan pola pergaulanPenyebaran melalui perilaku seks berisiko itu, kata Eddy juga, terjadi karena hubungan seks dengan penderita HIV/AIDS dilakukan tanpa kondom.
”Menekan jumlahnya agar tak terus meningkat, maka penggunaan kondom atau lebih dikenal dengan kampanye kondom memang lebih baik ditingkatkan,” terangnyaKendati sempat mendapat kecaman dari sejumlah pihak, kampanye kondom masih menjadi jalan untuk meminimalisir penularan di kalangan resti yang merupakan pelanggan penjaja seks komersial (PSK).
Lebih lanjut, dia menjelaskan, temuan banyaknya warga Kota Bogor yang terinfeksi HIV/AIDS merupakan salah satu usaha untuk mengatasi pola penyebaran”KPAD Kota Bogor pro aktif mendata langsung ke berbagai komunitas beresiko HIV/AIDSSeperti komunitas PSK, narkoba, waria dan homoseksualMakanya data yang terinveksi HIV/AIDS cukup tinggi,” jelasnya
Berbagai upaya dalam mengurangi jumlah penderita AIDS juga tengah dilakukan, antara lain pengobatan langsung kepada para warga yang terinfeksi HIV menggunakan obat ARV (antiretro virus)”Kami menggunakan standar internasional untuk mengobati HIVAda juga pengobatan lainnya yang kami lakukan yakni terapi jus nanas,” tambahnya
Khusus terapi jus nanas, sambungnya lagi, masih dalam tahap ujicobaNamun jika terapi ini berhasil mengurangi perkembangan virus HIV di dalam tubuh penderita penyakit ini maka metode itu akan digunakan bagi orang yang hidup dengan HIV (Odha) yang ada di Kota Bogor(mia/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Antisipasi Kelangkaan Pangan, Wagub Ajak Makan Jagung
Redaktur : Tim Redaksi