jpnn.com, JAKARTA - Polisi melakukan penyelidikan mendalam terhadap Mulyadi yang menjadi pelaku penusukan terhadap dua anggota Brimob di Masjid Falatehan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Jumat (30/6) malam.
Selain memastikan Mulyadi sebagai simpatisan Negara Islam Irak Suriah (ISIS), polisi juga sudah mengantongi asal sangkur yang digunakan untuk menyerang dua anggota Brimob yang baru selesai salat itu.
BACA JUGA: Penusuk Brimob di Masjid Faletehan Ternyata Lone Wolf Simpatisan ISIS
Kepala Biro Penerangan Masyaraka Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto mengungkapkan, Mulyadi sudah setahun lebih ikut kakak iparnya yang bernama Hendriyanto di Cikarang. “Dia juga dagang kosmetik selama satu tahun di Pasar Roxy Bekasi," kata Rikwanto , Minggu (2/7).
Berdasar pemeriksaan atas Henddriyanto terungkap bahwa Mulyadi membeli sangkur melalui situs belanja online. "Pembelian tiga bulan lalu melalui online shop bukalapak.com," sambung dia.
BACA JUGA: Dijaga 30 Personel Bersenjata, tak Sembarang Orang Boleh Masuk
Pada tanggal 25 Juni 2017, ternyata Mulyadi minta izin untuk pulang kampung. Selanjutnya, kakak kandung Mulyadi yang bernama Nismardani memberikan uang Rp 5 juta.
"Kata pelaku uangnya untuk pulang kampung. Tapi sebelum pulang, dia hendak ke Jakarta dulu untuk mencari teman pulang bersama-sama," tutur Rikwanto.
BACA JUGA: Polisi Jadi Sasaran Teror, Kini Jaga harus Pakai Rompi Antipeluru
Lebih lanjut Rikwanto mengatakan, Mulyadi sebagai simpatisan ISIS terkooptasi paham radikal dari materi-materi yang diunggah pada website maupun grup messenger yang diikutinya. Namun, Mulyadi memang tidak ikut dalam struktur kelompok teror
"Pelaku termotivasi dari maraknya materi yang diunggah pada grup Telegram radikal, mengenai amaliyah dengan modus penusukan kepada anggota Polri dan kemudian melakukan perampasan senjata," sebut Rikwanto.(elf/JPG)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sepertinya Pemberantasan Teroris Tak Bisa Hanya Dipasrahkan ke Polisi
Redaktur : Tim Redaksi