jpnn.com, JAKARTA - Rencana penyederhanaan cukai tembakau mendapat penolakan dari berbagai pihak.
Pasalnya, hal itu dianggap bisa mengurangi volume produksi produk olahan tembakau yang akan berimbas kepada banyak hal.
BACA JUGA: Penyederhanaan Cukai dalam PMK Ancam Pabrik Rokok Kecil
Dosen Pascasarjana Universitas Padjadjaran (Unpad) Mudiyati Rahmatunnisa mengatakan, penyederhanaan cukai tembakau akan menimbulkan pengurangan volume produksi olahan tembakau.
BACA JUGA: Misbakhun Ingatkan Pemerintah Tak Cuma Pungut Cukai Tembakau
BACA JUGA: Hanya 10 Persen Pabrik Rokok Mampu Bertahan
Industri hasil tembakau (IHT) yang posisinya berada di layer yang dihilangkan akan membayar cukai pada layer di atasnya dengan harga yang lebih tinggi.
“Pengurangan produksi berkaitan dengan pertumbuhan penerimaan pendapatan (negara),” ucap Mudiyati, Jumat (19/7).
BACA JUGA: Perusahaan Rokok Besar Oligopolisasi, UMKM Kehilangan Pasar
Menuru dia, akan terjadi penurunan pada pertumbuhan pendapatan negara dari cukai tembakau.
Penurunan tersebut diakibatkan dari penurunan volume produksi olahan tembakau.
“Asumsi penyederhanaan cukai tembakau berdampak pada peningkatan negara menjadi tidak mendasar,” terangnya.
Apabila simulasi penyederhanaan struktur tarif cukai rokok dilakukan, akan berdampak negatif yang sangat besar pada sigaret keretek tangan (SKT).
Apalagi, industri SKT merupakan sektor yang menyerap tenaga kerja dengan jumlah besar.
“Pengurangan volume produksi rokok jenis SKT semakin tajam apabila dilakukan penyederhanaan struktur tarif cukai rokok,” ucapnya.
Sebelumya, Ketua Asosiasi Petani Tembakau (APTI) Agus Parmudji juga mengatakan hal yang sama.
Menurut dia, simplifikasi tarif cukai hanya akan mematikan industri keretek nasional yang merupakan penyerap tembakau petani lokal bahkan nasional. Dengan pemberlakuan simplifikasi, sambung Agus, industri tembakau akan kian tergerus.
“Pengusaha pabrikan kecil tidak mampu bertahan dan akibatnya penyerapan tembakau lokal semakin rendah. Kehidupan petani pun terancam,” ujarnya. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pekerja Pabrik Rokok Terus Menyusut dalam 5 Tahun Terakhir
Redaktur & Reporter : Ragil