Penyeludupan 6.500 Telur Penyu Digagalkan

Jumat, 21 Oktober 2011 – 09:39 WIB

PONTIANAK--Tim Operasi Gabungan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalbar dan Kepolisian Daerah Kalbar menggagalkan upaya penyelundupan 6.500 butir telur penyu di Jagoi Babang, Kabupaten BengkayangSelain mengamankan barang bukti, aparat juga menahan tiga tersangka warga Kecamatan Pemangkat, Kabupaten Sambas.

Kepala Balai KSDA Kalbar melalui Kepala Seksi Wilayah III Singkawang, Junaidi mengatakan ketiga tersangka yang tertangkap pada Jumat (14/10) itu sedang menjalani pemeriksaan intensif

BACA JUGA: 10 Kawasan Perbatasan Berstatus Quo

“Pendalaman kasus sedang ditelusuri penyidik agar mata rantai perdagangan telur penyu ini dapat dibongkar,” katanya di Pontianak, Kamis (20/10).

Berdasarkan hasil pemeriksaan penyidik, para pelaku memasukkan barang bukti 6.500 butir telur penyu hijau (chelonia mydas) dalam kemasan 13 keranjang plastik yang terbungkus rapi
Sebagian besar turunan satwa dilindungi itu berasal dari Kepulauan Riau.

Telur-telur tersebut diangkut melalui jalur transportasi laut hingga ke Pelabuhan Pemangkat

BACA JUGA: Dua Pos Perbatasan Tak Bisa Digunakan

Di Pelabuhan Pemangkat, penampung yang mendapatkan telur penyu dari nelayan-nelayan ikan diedarkan kepada pedagang eceran
Selanjutnya dibawa ke Pasar Serikin, Sarawak, Malaysia Timur untuk diperdagangkan di sana.

Junaidi mengakui jaringan peredaran ini melalui mata rantai yang cukup panjang

BACA JUGA: Gajah Liar Turun Kampung

Nelayan adalah orang pertama yang terlibat dalam aksi perdagangan ilegal ituLalu ditampung di wilayah Pemangkat sebagai tempat mereka berlabuh“Dari situlah didistribusikan kepada pedangang eceran yang akan berangkat ke Malaysia,” ungkapnya.

Perjalanan ke perbatasan melibatkan sopir truk yang mengangkut berbagai komoditi pangan lainnyaTiba di perbatasan dilanjutkan dengan ojek motor yang melewati penjagaan super ketat di perbatasan kedua negaraNamun, penjagaan berlapis oleh aparat kedua negara masih bisa ditembus oleh pedagang-pedagang Indonesia.

Hingga kini, kata Junaidi, operasi gabungan yang dipimpin Azmardi ini masih terus melacak dan mengembangkan penyelidikan dari pelaku-pelaku yang tertangkap“Target utama kita adalah menangkap penampung besar yang diduga berdomisili di PemangkatHanya dengan cara itu mata rantai peredaran telur penyu bisa diputuskan,” tegasnya.

Junaidi menyebut upaya ini akan dikoordinasikan dengan Balai Besar KSDA Riau agar bisa secara bersama memberantas peredaran telur penyu ini“Kampanye penyadaran masyarakat dalam melindungi satwa langka ini juga sudah kita lakukanDi antaranya dengan imbauan agar masyarakat tidak lagi mengonsumsi telur penyu,” pungkasnya.(*/mnk)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ayam Impor Dilarang Masuk Batam


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler