Teguh Surya, dari Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), kepada JPNN, menegaskan selama berdirinya ADB, sudah banyak proyek-proyek yang dibiayainya, berdampak pada kerusakan lingkungan yang cukup serius
BACA JUGA: ADB Terus Pulihkan Kawasan Asia Pasifik
Peminjaman dana, kata Teguh, sebagai bentuk penjajahan, karena sumber daya alam yang tereksploitasi, dan utang menjadi beban masyarakat.“Contohnya seluas 1,3 juta hektar lahan mangrove musnah, karena proyek ADB untuk perluasan lahan tambak
Pertambangan tersebut, kata Teguh, ternyata membawa dampak pada terakumulasinya jumlah karbon jutaan ton pertahunnya, “jumlah karbonnya bahkan melebihi Argentina.” Masyarakat Asia harus mencermati kenyataan tersebut
BACA JUGA: Polisi Halau Demontsran Anti ADB
Diperlukan pula kemauan politik pemimpin-pemimpin Negara Asia, untuk tidak bergantung kepada ADB dalam pembiayaan pembangunanDisoroti juga, Jepang sebagai Negara salah satu pemegang saham terbesar, agar tidak lagi menanamkan dananya di ADB
BACA JUGA: Menkeu: Krisis Ekonomi Mirip Tahun 1976
Jepang adalah negara terbesar kedua pemilik saham ADB dan memiliki kuota suara sebesar 12,75 persen dari total anggota ADB, dan 19,6% persen total anggota di regional Asia PasifikKeputusan ADB sangat dipengaruhi suara Jepang, termasuk keputusan-keputusan yang menguntungkan negaranya, korporasi dan konsultan mereka.
Yang dibutuhkan saat ini adalah skema alternatif pembiayaan pembangunan di Asia yang dapat membantu rakyat lepas dari kemiskinan, dan bencana ekologis berkepanjangan.
"Kami juga menuntut Jepang untuk bertanggung jawab atas proyek-proyek utang yang disalurkan, yang telah menyebabkan korban sosial dan ekonomi serta menimbulkan kerusakan ekologi yang sangat parah di berbagai negara di Asia," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, wakil-wakil masyarakat dari tujuh negara di Asia yang berdiskusi dalam Asian People's Movement Against ADB Summit mengecam solusi-solusi yang ditawarkan Sidang Gubernur ADB AGM, 2-5 Mei 2009 di BaliMereka dengan keras menyatakan bahwa pertemuan ADB tak akan menjawab krisis yang terjadi saat ini
Mereka justru menunjukkan fakta-fakta ADB-lah lembaga keuangan tingkat regional penyebab krisis pangan, krisis iklim, krisis energi, dan krisis keuangan.(lev/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden ADB: Asia Pasifik Perlu Paradigma Baru
Redaktur : Tim Redaksi