JAKARTA - Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) prihatin dengan perkembangan kualitas tayangan di layar kaca yang stagnanMereka menentukan sikap membatasi produsksi tayangan sinetron
BACA JUGA: Tak Sanggup Berpantun
Sebaliknya Kemenbudpar bakal merangsang pertumbuhan film teleisi (FTV)Menbudpar Jero Wacik menjelaskan, pihaknya sudah melakkan survey terhadap puluhan judul sinetron yang saat ini tayang di layar kaca
BACA JUGA: Perpendek Masa Kerja PNS Jadi 50 Tahun
Hasilnya, tayangan sinetron lebih menekankan kekerasan dan kejahatanBACA JUGA: 2012, Mendagri Stop APBD untuk Klub Sepakbola
Baru setelah itu, episode sinetron menggambarkan nilai balasan bagi orang yang berbuat kejahatan atau kekerasanPorsi kekekerasan dan kejahatan, lebih mendominasi sinetron kita daripada porsi penanaman nilai-nilai kehidupan"Ini tidak bagusSebab, menimbulkan kesan kekerasan dan kejahatan adalah tren," tandas WacikSehingga, pihaknya berupaya menekan produksi sinetron-sinetron dengan konsep seperti tadi.
Padahal, kata dia, sinetron harus bisa menanamkan nilai-nilai kehidupanSelain itu, sinetron juga harus bisa menggambarkan budaya tanah air"Apalagi sinetron juga digandrungi negara tetangga kita," terang WacikSeperti di Malaysia dan Brunei Darussalam.
Wacik menegaskan, jika sinetron tidak mau berubah tidak bisa menjadi media menanamkan karakter bangsaDia menjelaskan, fungsi tersebut akan diberikan kepada FTVMenurut Wacik, FTV yang sekali tayang bisa lebih cepat untuk menanamkan dan menggambarkan karakater bangsa
Dalam sebuah FTV, Wacik menjelaskan rata-rata cerita terbagi menjadi tiga"Pembukaan, konflik, lalu penyelesaianIni lebih efektif," kata diaSehingga, pihak pemerintah dalam hal ini Kemenbudpar akan mendorong sineas-sineas untuk lebih banyak memproduksi FTV.
Kemenbudpar sedang mengupayakan untuk melobi pihak perbankan untuk memberikan kredit atau pinjaman terhadap pembuat filmSelain itu, Kemenbudpar juga mulai menghitung mengalokasikan anggaran untuk mensubsidi pembuatan FTV yang berkualitas.
Menurut Wacik, selain menjadi media menanamkan nilai-nilai kehidupan dan karakter, FTV saat ini sudah lebih mempromosikan pariwisata IndonesiaSeperti melakukan shoting di Gunung Bromo, Pulau Bali, Candi Borobudur, dan pusat-pusat wisata lainnyaApalagi, imbuhnya, ada FT yang mengusung sejarah nasional"Efek dominonya cukup luar biasaPemerintah harus memacunya," tandas Wacik(wan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kampanye Perubahan Iklim Harus Permanen dan Sistematis
Redaktur : Tim Redaksi