Perbatasan Negara Masih Rawan Penyelundupan

Selasa, 23 Februari 2010 – 19:32 WIB
JAKARTA - Tindak pidana transnasional (antar negara) disinyalir masih banyak terjadiTerutama di sejumlah daerah yang berbatasan langsung dengan negara tetangga

BACA JUGA: Komputerisasi Haji Rambah 246 Daerah

Tindak pidana ini terutama berupa penyelundupan, baik barang maupun manusia.

Data kepolisian menyebutkan, daerah-daerah rawan itu antara lain meliputi kawasan Kepulauan Riau dan pesisir Selat Malaka yang berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia
Selain itu, daerah lainnya adalah sepanjang perbatasan Malaysia dan Indonesia di Kalimantan

BACA JUGA: JPU Minta Bupati Supriori Diganjar 4 Tahun

Ada juga sejumlah tindak pidana transnasional yang disinyalir marak di kawasan perbatasan Indonesia-Timor Leste di NTT.

Di Kepulauan Riau misalnya, dilaporkan banyak ditemukan penyelundupan barang dan manusia atau lebih akrab disebut Tekong Pompong
Ini disebut sebagai jaringan Riau

BACA JUGA: Pasien Jamkesmas Mengadu ke Kemenkes

"Jaringan Riau bermain dari Port Dickson hingga sekitar Johor," ujar Kapolri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri (BHD), dalam jawaban tertulisnya saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR RI, Selasa (23/2) sore.

Selain itu, kata BHD, ada juga jaringan penyelundup yang disebut sebagai Jaringan BelawanIni diduga beroperasi di jalur Belawan, Sumatera Utara, dan Port Klang, MalaysiaMereka disinyalir menyelundupkan aneka jenis barang seperti narkoba hingga sembakoTak jarang pula, jalur ini digunakan untuk menyelundupkan manusia"Kelompok penyelundup manusia, narkoba, barang sembako dan mobil built-up di Batam dan Kepulauan Riau masih aktif beroperasi," tambahnya.

Sementara itu, di sepanjang perbatasan di Kalimantan, polisi mensinyalir banyak modus perdagangan ilegal sembako, kayu gelap dan perdagangan manusia, serta bisnis prostitusiDemikian juga halnya di perbatasan RI dengan Timor Leste, tak kurang pula rawannya dari aktifitas penyelundupan"Perbatasan Timor Leste rawan terhadap kegiatan penyelundupan, konflik senjata, penjualan mobil curian dari Timor Leste dan kerawanan politik," tambah Kapolri.

Dalam RDP di Komisi III ini, Kapolri sendiri hadir bersama segenap jajaran petinggi PolriDalam kesempatan itu, Kapolri menjelaskan beberapa hal yang menjadi perhatian publik terkait kinerja PolriNamun apa yang ditanyakan anggota dewan dalam RDP itu, tak semuanya dapat dijawab Kapolri secara langsungPasalnya juga, rapat yang dimulai pukul 14.00 WIB, harus sudah diakhiri sekitar pukul 18.00 WIB, dengan alasan keterbatasan waktu.

Jawaban Kapolri pun disebut akan menyusul disampaikan secara tertulis"Jawaban (Kapolri) tertulis, seminggu setelah ini," ujar pimpinan RDP, Benny Kaharman, kepada JPNN, seusai pertemuan itu(zul/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Atase di LN Diminta Stop Buka Rekening Baru


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler