Perbedaan Pelaku Teror Zaman Dulu dengan Teroris Masa Kini

Jumat, 15 Januari 2016 – 09:28 WIB
Polisi saat mengamankan lokasi pengeboman. FOTO: Ricardo/jpnn.com

jpnn.com - MANTAN instruktur perakitan bom Jamaah Islamiyah Wakala Jawa Timur Ali Fauzi menjelaskan bahwa saat ini memang sudah terjadi pergeseran target operasi kelompok teror di Indonesia. Dalam catatannya di koran Jawa Pos (Induk JPNN), Jumat (15/1), Ali mejelaskan perbedaan perilaku kelompok teror terdahulu dengan kelompok zaman sekarang.

Menurut Ali, dulu target serangan merupakan far enemy (musuh jauh seperti Amerika melalui serangan terhadap simbol-simbolnya seperti kedutaan besar), sekarang yang menjadi target adalah near enemy (musuh dekat). 

BACA JUGA: Si Pengatur Dana Pengeboman Itu Dikira Sudah Mati

Bisa dirunut dari serangan teror generasi pertama. Misalnya bom Bali 1 dan 2; lalu bom JW Marriott 1 dan 2; disusul dengan bom Kedubes Australia di Jalan Rasuna Said, Kuningan Jakarta. Serangan-serangan itu dilakukan dengan bom berskala besar. 

Mulai bom seberat 1,5 ton yang digunakan dalam Bali blast 2002 hingga yang paling kecil, yakni bom 250 kg. 

BACA JUGA: Komjen BG: Kelompok Ini Mendapat Perintah dari ISIS

Umumnya, para pelaku bom di Indonesia pada 2000-2009 adalah veteran perang Afghanistan dan punya kombatan yang tak bisa dipandang sebelah mata. Ada Ali Imron, Ali Ghufron alias Mukhlas, Imam Samudera, Dr Azahari, dan Noordin M. Top. “Mereka secara khusus dilatih ilmu cara merakit bom dari bahan-bahan peledak yang low explosive hingga high explosive di beberapa kamp militer Al Qaeda,” tulisnya.

Namun, menginjak 2009-2016, serangan justru menyasar target lokal atau near enemy. Ada bom bunuh diri di Mapolres Cirebon, penembakan polisi di Jakarta, bom Mapolres Poso, penembakan polisi di Bima, dan sejumlah kasus lain. (bersambung/mas)

BACA JUGA: NGERI! Masih Ada Lima Bom Aktif di Badan Pelaku yang Sudah Mampus Itu

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ditangkap Densus Hingga Bawa Lari Mahasiswi ke Suriah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler