jpnn.com - JAKARTA – Orang tua dituntut lebih jeli ketika menentukan sekolah untuk sang buah hati. Kualitas pendidikan, termasuk kurikulum yang diterapkan, kapasitas tenaga pendidik, serta budaya di sekolah menjadi faktor utama bagi orang tua.
Namun, orang tua juga harus mengetahui kemampuan dan kebutuhan anak. Yakni, perjalanan pendidikan yang dilalui mulai dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi
BACA JUGA: Bukti Kegagalan Silabus dan Kurikulum
“Dalam menentukan perjalanan pendidikan untuk anak, orang tua perlu mempertimbangkan dan memastikan apakah selama pendidikan tersebut anak akan mengikuti proses pembelajaran yang mampu menyesuaikan dengan gaya belajar anak, memovitasi anak untuk belajar dengan cara yang menyenangkan dan tanpa merasa tertekan,” ujar praktisi pendidikan Bambang Irianto, Kamis (21/1).
“Perjalanan pendidikan itulah yang akan mampu membekali anak dengan pengetahuan, keterampilan dan pembentukan sikap sehingga sukses menghadapi persaingan baik di dalam maupun di luar negeri,” tambah Bambang.
BACA JUGA: Ketika Matematika Tak Lagi Menakutkan
Di Indonesia, sistem pendidikan mengacu beberapa kurikulum. Di antaranya ialah kurikulum nasional, Cambridge, dan International Baccalaureate (IB).
“Saat anak sudah menapaki sistem pendidikan tertentu pada perjalanan pendidikannya, orang tua perlu memastikan bahwa si anak mampu menyelesaikan pendidikan dalam sistem tersebut secara berkesinambungan dan utuh, dari Taman Kanak-kanak hingga Perguruan Tinggi” tambah Bambang Irianto.
BACA JUGA: Kenali 4 Sistem Pendidikan di Indonesia
Selain itu, orang tua juga harus mempertimbangkan beberapa hal. Di antaranya ialah berikut ini:
1. Perkembangan yang Holistik dan Terpadu
Orang tua harus mempertimbangkan perjalanan pendidikan yang mampu mengembangkan kecakapan akademis maupun sosial anak secara utuh dan menyeluruh, dimulai dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi.
2. Jalur Pendidikan
Orang tua harus jeli menentukan jalur pendidikan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan potensi anak. Terutama yang memfasilitasi anak untuk meraih kesempatan berprestasi dalam skala internasional.
Anak dengan kualifikasi pendidikan yang diakui secara internasional memiliki peluang yang lebih besar untuk diterima di universitas terbaik di dalam maupun di luar negeri. Ditambah lagi, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) telah diberlakukan pada penghujung 2015. Kondisi ini mengharuskan generasi muda Indonesia untuk mampu bersaing secara internasional.
3. Kurikulum
Kurikulum dinilai penting karena keterkaitannya dengan kecapakapan anak dalam menguasai bidang pendidikan. Orang tua sebaiknya menelaah kurikulum yang diterapkan tidak hanya terbatas pada kemampuan akademis. Namun juga mengedepankan keterampilan dan pengembangan karakter yang kuat.
Di antaranya dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis anak serta kecakapan memecahkan masalah, keterampilan kepemimpinan, berkomunikasi dan mengutarakan pendapat secara aktif.
4. Fleksibilitas
Kebutuhan pendidikan serta kecerdasan yang dimiliki setiap anak berbeda-beda. Butuh perlakuan yang tepat terhadap anak dalam memenuhi kebutuhan pendidikan tersebut. Orang tua perlu mempertimbangkan apakah perjalanan pendidikan tersebut memberikan arahan yang tepat terhadap masa depan anak berdasarkan minat dan bakat mereka. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sekjen FSGI: Jangan Salahkan Guru Jor-joran Latih Siswa
Redaktur : Tim Redaksi