Usaha nelayan tersebut terancam gulung tikar sehubungan dengan pencemaran lingkungan hidup yang disebabkan oleh meledaknya ladang minyak Montara yang letaknya dekat dengan gugusan Pulau Pasir (ashmore reef) yang menjadi pusat pencarian ikan dan biota laut lainnya oleh nelayan tradisional IndonesiaLadang minyak Montara dikelola oleh PTTEP Australasia, perusahaan minyak asal Thailand.
Akibatnya, muntahan ratusan ribu liter minyak mentah perhari itu mencemari perairan Laut Timor dan lingkungan di sekitarnya, serta mengancam seluruh habitat yang berada di kawasan tersebut
BACA JUGA: Pemakzulan Timbulkan Krisis Politik
Bahkan ada informasi yang menyebutkan bahwa meledaknya ladang minyak Montara juga mengakibatkan luapan lumpur panas, yang fenomenanya mirip dengan kebocoran gas Lapindo, yaitu terjadi luapan lumpur panas (mud vulcano).Berkaitan dengan hal tersebut di atas, Jaringan Epistoholik Jakarta (JEJAK) mendukung upaya LSM lingkungan hidup BIRU Voice yang dipimpin Suryo Susilo melakukan aksi demo kepada Pemerintah Australia di Kedutaan Besar Australia di Jakarta, dan menuntur Pemerintah Asutralia untuk mengambil tanggungjawab dalam musibah yang mencemari wilayah Indonesia tersebut.
Adapun tuntutan yang dilakukan oleh BIRU Voice adalah: (1) Pemerintah Australia lebih serius dalam penanganan dampak perusakan lingkungan di celah Timor akibat kebocoran ladang minyak Montara, yang merusak biota laut hingga ke wilayah Indonesia
BACA JUGA: Standarisasi Pendidikan Pesantren Perlu Jaminan
(3) PTPEP Australasia memberikan ganti rugi yang sepadan kepada nelayan dan petani rumput laut yang terkena dampak langsung akibat pencemaran di perairan Timor, serta melakukan perbaikan lingkungan yang terkena dampak pencemaran akibat kebocoran ladang minyak Montara.Mudah-mudahan, kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Australia ini juga memberikan kontribusi yang baik bagi petani dan nelayan di Indonesia Timur, jika persoalan ini menjadi agenda yang dibicarakan dengan kedua pemerintahan
Muhamad Donk Ghanie
Ketua Umum JEJAK
[Jaringan Epistoholik Jakarta]
Telp : 021-68429854
BACA JUGA: RS Omni Lebih Powerful dari Presiden?
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kebijakan Ekonomi yang Konyol
Redaktur : Tim Redaksi