Samudra Atlantik Utara, tempat kapal selam Titan diluncurkan untuk perjalanan wisata melihat bangkai kapal Titanic, sangat menantang dan tidak ramah.

Kondisi ini bahkan sudah terasa sebelum Anda menjelajah ke bawah permukaan laut.

BACA JUGA: Dunia Hari Ini: Lima Orang yang Melakukan Tur Bangkai Titanic Dipastikan Tewas

Ikuti perjalanan sejauh 3.800 meter untuk memahami mengapa berwisata melihat kapal bangkai Titanic jarang dilakukan, karena penuh bahaya.

Tantangan besar pertama dalam ekspedisi laut dalam adalah menurunkan kapal selam dari geladak kapal ke dalam air, semuanya bisa bergerak tak terduga akibat ombak. Biasanya penggunaan 'crane' atau derek jadi jawabannya.

BACA JUGA: Bukan Dokter atau Insinyur Seperti Harapan Keluarga, Tiga Warga Keturunan Asia Ini Memilih Jalan Berbeda

Namun dalam kasus ini, Titan diturunkan ke dalam air di atas sebuah "alas", lalu penyelam melepaskan klipnya setelah kapal selam berada di bawah air.

Di permukaan Bumi, Anda mengalami tekanan sebesar satu atmosfer. Namun di dalam laut, tekanannya meningkat menjadi satu atmosfer untuk setiap kedalaman 10 meter.

BACA JUGA: Dunia Hari Ini: Ledakan di Pusat Kota Paris, Puluhan Terluka

Jadi dalam kedalaman 200 meter di bawah air, tekanannya sudah 20 kali lebih besar daripada di atas air laut Sebagai perbandingan, tekanan di dalam ban mobil kira-kira hanya dua kali lipat tekanan yang kita rasakan di permukaan.

Tekanan intensif ini adalah risiko paling berbahaya bagi misi ke dasar laut.

Ahmed Gabr pernah melakukan penyelaman scuba terdalam pada tahun 2014. Dia mencapai kedalaman 332 meter di bawah permukaan Laut Merah.

Operasi kapal selam militer dirancang khusus, tapi para ahli mengatakan biasanya maksimal sampai kedalaman 500 meter.

Penyelamatan kapal selam terdalam terjadi di kedalaman 480 meter pada tahun 1973, ketika dua orang diselamatkan dari kapal selam Pisces III di dasar laut lepas pantai Irlandia.

Ekspedisi ke dasar laut juga harus bergulat dengan bahaya dari jaring-jaring, misalnya terjerat dalam jaring ikan atau terperangkap di bawah karang, yang bisa membuat misi tidak bisa kembali ke atas permukaan air.

Kapal selam mengandalkan pemberat untuk menyesuaikan daya apungnya agar bisa kembali ke permukaan.

Hal ini melibatkan penurunan berat saat tiba waktunya untuk naik. Titan dilaporkan memiliki tujuh tingkat 'fallback', sehingga dapat muncul ke permukaan air, meski beberapa sistemnya gagal.

Pada kedalaman sekitar 1.000 meter, segalanya pun berubah. 'Zona tengah malam' lautan dimulai, karena sinar matahari tidak lagi menembus lapisan air sedalam ini.

Suhu juga turun hingga 4 derajat Celcius. Jika kapal selam mengalami kehilangan daya, penumpangnya akan merasakan cuaca dingin yang ekstrem.

Ron Allum, seorang insinyur asal Sydney, merancang kapal selam yang membawa pembuat film Titanic James Cameron ke dasar Palung Mariana, bagian terdalam samudera.

"Ketika melampaui 1.000m," jelasnya, "Anda sampai pada titik di mana jika terjadi kesalahan, maka akan jadi bencana besar."

"Sebagai seorang petualang, kita berusaha untuk mandiri. Tidak bergantung pada orang lain untuk penyelamatan. Jadi kharus memastikan diri sendiri dengan asumsi setelah mempertimbangkan semua faktor."

Para pakar sudah memperingatkan OceanGate, perusahaan yang mengoperasikan kapal selam Titan. Mereka mengatakan tanpa pengawasan memadai, mengunjungi bangkai kapal  membuat penumpang mengalami kemungkinan bencana.

Seorang mantan karyawan perusahaan itu mengemukakan kekhawatiran bahwa bagian-bagian kapal hanya dapat digunakan hingga kedalaman 1.300 meter.

Seorang jurnalis Amerika yang bergabung dengan ekspedisi Titan tahun lalu melaporkan menandatangani surat yang menyatakan: "Kendaraan kapal selam eksperimental belum disetujui atau disertifikasi oleh badan pengawas mana pun. Kegagalan apa pun dapat menyebabkan cedera parah atau kematian."

Di ruang tertutup, ada dua tantangan besar, yakni menyimpan oksigen untuk dihirup penumpang serta menahan karbon dioksida yang dilepaskan lewat nafas penumpangnya.

Titan dilengkapi dengan udara yang cukup untuk 96 jam, dan 'scrubber' untuk menghilangkan CO2. Jika tingkat CO2 terlalu tinggi di dalam kapal selam, penumpang akan kehilangan kesadaran.

Kendaraan apa pun yang melintasi kedalaman ini harus menghadapi arus yang tidak dapat diprediksi dan bervariasi. Di daerah di mana Titanic berada, arus Perairan Dalam Atlantik Utara arus air bisa menyapu sekitar 1.500 meter hingga 4.000 meter.

Kebakaran jadi salah satu bahaya terbesar yang bisa dihadapi kendaraan bawah laut. Jika gangguan listrik menyebabkan kebakaran kecil sekali pun, bisa menimbulkan asap berbahaya dan membakar pasokan oksigen.

Karena gelombang radio kesulitan untuk menembus air asin, komunikasi bawah air bergantung pada SONAR (mengukur getaran), dan sangat terbatas. Kapal selam Titan hanya bisa mengirim pesan teks dasar.

Ron Allum mengatakan untuk menahan tekanan pada kedalaman ini, struktur apa pun haruslah sempurna.

"Seorang insinyur akan melihat bentuk geometris. Mungkin berbentuk silinder atau bola, yang merupakan bentuk terbaik untuk menahan tekanan. Tapi jika silinder itu menjadi tidak bulat, maka secara tiba-tiba benda itu akan menjadi gepeng."

"Semua tekanan di luar mencoba masuk ke dalam lingkungan tekanan kecil ini yang mungkin merupakan kapsul tempat orang berada."

"Pada kapal selam Titan, tutup ujungnya sangat besar. Di kedalaman Titanic, ada lebih dari 9.000 ton tekanan hanya pada tutup ujung itu, mungkin 50.000 hingga 60.000 ton di lambung. Jadi ini soal kekuatan tekanan yang sangat besar."

Lingkungan ini sangat memusuhi manusia, tetapi spesies lain bisa hidup dan berkembang. Paus berparuh 'cuvier' memegang rekor penyelaman terdalam yang tercatat di kalangan mamalia di kedalaman 2.992 meter.

Kumpulan ikan liar, belut, spons, cacing, ubur-ubur, dan bahkan hiu juga hidup di kedalaman ini.

Puing-puing Titan ditemukan di dasar laut beberapa ratus meter dari bangkai kapal Titanic. Semua penumpangnya diyakini telah tewas.

Jika ditemukan utuh jauh di bawah air, maka kapal selam yang dioperasikan dari jarak jauh seperti Victor 6000 Prancis dengan kabel panjang akan diperlukan untuk menariknya ke permukaan.

Kendaraan untuk bawah laut yang dikendalikan jarak jauh dapat beroperasi hingga kedalaman yang jauh lebih dalam daripada bangkai kapal Titanic dan telah berhasil digunakan untuk menaikkan jet tempur dan kapal yang lebih kecil.

Dengan kedalaman air yang hampir mencapai dasar laut, biasanya menggunakan kapal selam tanpa awak untuk sebagian besar pekerjaan ilmiah dan industri.

Profesor Stefan Williams dari Australian Centre for Field Robotics mengatakan sebuah kapal selam berawak, mereka memiliki batasnya sendiri.

"Tapi Anda melihat melalui jendela kecil, tidak memiliki pandangan yang luas, cahaya redup dengan cepat."

Para ahli memperkirakan kapal selam Titan kehilangan kontak dengan permukaan saat berada di kedalaman sekitar 3.500 meter di bawah permukaan air. Beberapa sistem navigasi Titan bergantung pada komunikasi untuk beroperasi.

Titanic sendiri menghantam dasar laut sekitar pukul 2.30 dini hari, pada tanggal 15 April 1912.

Lebih dari seabad kemudian, dunia telah berubah tanpa bisa dikenali, tapi kedalaman ini terbukti tetap menjadi batas paling luar dari pengalaman manusia.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Konten Sosmed Soal Bekerja sambil Berlibur Bikin Resah Warga Indonesia di Australia

Berita Terkait