Perjuangan Maemunah Berubah Kelamin Menjadi Laki-Laki

Pakai Rok, tapi Senang Main Sepak Bola

Rabu, 26 Mei 2010 – 10:07 WIB
LELAKI- Maemunah (15), remaja warga Tambaksari Kidul RT 1/2, Kembaran Banyumas harus menahan keinginannya melanjutkan sekolah di Pondok Pesantren. Sebab, saat keinginannya itu akan diwujudkan, dirinya terganjal dengan status administrasi kelaminnya. Foto: Radar Banyumas/JPNN
PERJUANGAN Maemunah mengubah jati dirinya menjadi laki-laki masih berlikuFaktor ekonomi dan ketiadaan akses menjadi kendala utama susahnya remaja 15 tahun itu diakui sebagai pria sejati

BACA JUGA: Takziah di Rumah Duka BJ Habibie di Munchen, Jerman


  

-------------------------------
SIANG itu Maemunah baru pulang dari bermain bola di lapangan dekat rumahnya
Warga Tambaksari Kidul, RT 1, RW 2,  Kembaran, Banyumas, itu tampak lusuh

BACA JUGA: Detik-Detik Terakhir Mantan Ibu Negara Hasri Ainun Habibie

Tanpa alas kaki, terkesan jelas dia sosok remaja pria


Mengenakan kaus olahraga warna merah dan celana pendek, Maemunah mengatakan baru selesai bermain sepak bola bersama kawan-kawan di kampung.

"Sejak kecil, saya memang suka main bola

BACA JUGA: Anti Batu, Mampu Rekam Demo dari Jarak 500 Meter

Juga mobil-mobilan dan tinju-tinjuan," ujar Maemunah yang kini mengubah namanya menjadi Mae Purnomo kepada Radar Banyumas (JPNN Group) pekan lalu.

Secara kasat mata, sosok Mae memang tidak ubahnya seorang remaja priaDadanya rata, tidak seperti umumnya remaja putri seusianya yang menunjukkan pertumbuhan payudaraSuaranya pun berat, tidak berbeda dengan suara remaja pria puberDia juga tidak memperlihatkan tingkah laku genit alias kemayuGerak-geriknya gesit dan tegas.

"Lho, saya memang laki-lakiSaya juga tertarik pada perempuan," ujar Mae, polos

Ya, kondisi Maemunah alias Mae Purnomo bagai menambah panjang kasus "ganjil" yang belakangan bermunculan ke permukaanSalah satu yang hingga kini masih menjadi kontroversi adalah kasus Alterina Hofan yang diadili di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan karena didakwa memalsukan jenis kelamin dari perempuan menjadi laki-lakiMenariknya lagi, Alter kemudian menyunting Jane Deviyanti Hadipoespito, seorang perempuanKasus Alter kini menjadi perhatian serius banyak kalangan, termasuk Komnas HAM.

Menurut keluarganya, Maemunah sudah mulai menunjukkan perubahan-perubahan ke arah laki-laki sejak kelas I sekolah dasarNamun, hal itu kurang disadari orang tua maupun Maemunah sendiri.  Maka, sehari-hari, kala itu Mae tetap berdandan layaknya seorang gadisDia tetap mengenakan rok, tapi bermain sepak bola

Padahal, Maemunah secara administratif  tercatat sebagai perempuanDalam kartu keluarga (KK) bernomor 330220210255014 yang dikeluarkan Pemkab Banyumas bertanggal 7 Mei 2008 dengan kepala keluarga Kunaeni Wartim, Maemunah tercatat sebagai perempuan.  Maemunah terlahir pada 4 Mei 1995 di Banyumas.

Maemunah mulai berani menampakkan jati diri sebagai laki-laki ketika berusia 12 tahunPerubahan itu ditunjukkan dari penampilannya yang sama sekali berbedaDia tidak lagi mengenakan rok dan berpotongan rambut panjangHampir tiap hari dia mengenakan celana pendek dan baju laki-laki.

Menurut Sarni, ibu Maemunah, saat melahirkan Maemunah, dirinya hanya manut kepada bidanKala itu, sang bidan bilang anaknya lahir sebagai perempuanMaka, dalam akta kelahiran Maemunah pun, jenis kelamin ditulis perempuanSejak itu, Sarni juga selalu membelikan baju perempuan untuk anak semata wayangnya itu.

"Tapi, sekarang anak saya tumbuh menjadi laki-laki dan saya ingin agar anak saya laki-laki, biar bisa sekolah lagi," tutur Sarni yang bersuami Kunaeni Wartim, ayah Maemunah, yang menderita bisu tuli itu.

Berbagai upaya untuk mencari "pengakuan" status laki-laki secara administrasi dilakukan keluarga MaemunahBaik melalui perangkat desa maupun institusi kesehatan setempat

Pihak Desa Tambaksari Kidul, Kecamatan Kembaran, Banyumas, pun bersedia membantu pengurusan administrasi perubahan status Maemunah dari perempuan menjadi laki-lakiCaranya, memberikan surat keterangan lahir baru kepada Maemunah dengan status kelamin laki-laki

Namun, pengubahan administrasi soal jenis kelamin di kecamatan tidak semudah yang dibayangkanHarus dilampiri berbagai surat keterangan pendukung

"Saat dibawa ke kecamatan, surat perubahan adminitrasi itu harus disertai surat keterangan dokter yang berkompetenSurat  keterangan itu mesti didapat dari RS Karyadi, SemarangPadahal, keluarga Maemunah tak mampu dan membutuhkan bantuan masyarakat," kata Kades Tambaksari Kidul Joko Suryanto

Sarni mengatakan bahwa dirinya pernah membawa Maemunah periksa ke puskesmas, namun dirujuk ke RS Margono Soekardjo, BanyumasSebab, puskesmas tak sanggup menanganiDi RS Margono, Sarni dan Maemunah diminta ke RS Karyadi untuk pemeriksaan mendetail dan akurat   

"Kami disuruh ke RS Karyadi untuk mendapatkan surat keterangan laki-laki MaemunahDi RS itu Maemunah akan dicek semuanyaNamun, kami tak punya biaya," ujar Sarni yang buruh di pabrik suun di desanya. 

Lantaran status kelaminnya yang "tidak jelas" itu, Maemunah gagal masuk pondok pesantren priaPihak pondok yang dia tuju mempertanyakan status remaja ituSebab, berdasar akta kelahiran, ijazah SD, maupun surat kependudukan yang lain, Maemunah adalah perempuanTapi, secara penampilan fisik, dia menunjukkan sosok sebagai remaja pria

Padahal, Maemunah sangat mengharapkan bisa diterima di pondok tersebut"Kami benar-benar memohon agar anak saya bisa diterima di pondok," ujar Sarni yang menjadi tulang punggung keluarga kurang mampu itu.

Tak hanya itu, petugas sensus penduduk yang datang ke rumah Sarni juga kebingungan saat mendata Maemunah sebagai anak keluarga ituSebab, berdasar KK dan ijazah, Maemunah berstatus perempuan"Namun, saat akan kami catat, dia mengatakan seorang laki-lakiKami pun dibuat bingungMemang sensus penduduk itu berdasar pengakuan," ujar Warsono, petugas Sensus Penduduk Desa Tambaksari

Menurut dr Paulus AGozalli MSi Med dari RS Margono Soekardjo, kasus yang terjadi pada Maemunah tak bisa persis disebut sebagai kasus kelamin ganda atau hermaproditKasus itu lebih cenderung ke arah ambigouos genetalia.

"Dulu, pada 2008, di Tangerang kasus serupa juga terjadiJuga ramai diberitakanNama pasiennya, Nia Andina yang menjadi Nizar Ramadhan," ungkap Paulus.

Ambigous genetalia, kata Paulus, merupakan jenis kelamin yang meragukanSecara genetik, ambigous genetalia dikenal dalam tiga jenisPertama, male pseudohermaprodit, yaitu kromosomnya laki-laki, namun kelaminnya tidak sempurnaKemungkinan disebabkan kelainan pertumbuhan testis, kelainan pembentukan testosteron, dan kelainan kerja hormon androgenKasus itu dikenal sebagai androgen insensitivity syndrome (AIS)

Kedua, female pseudohermaprodit, yakni kromosomnya perempuan, ada kandung telur, tapi organ seksnya mengalami kelainanLebih dikenal sebagai CAH (congenital adrenal hyperplasia).

Yang ketiga, true hermaprodit bahwa mayoritas selnya mengandung kromosom perempuan, tapi sebagian juga mengandung kromosom laki-laki"Kasus terakhi ini termasuk jarang terjadi dan penyebabnya belum diketahui," terangnya.

AIS sendiri dibagi dua macamPertama, komplet AID (CAIS), yaitu kromosomnya laki-laki, tapi alat kelamin luarnya sempurna perempuanDia mempunyai testis lengkap, tapi payudaranya juga tumbuh dan feminin saat pubertasSelain itu, ada penis kecil yang tersembunyi dalam vagina

Kedua adalah parsial AIS (PAIS) bahwa kromosomnya laki-laki, tapi penampakan luarnya meragukan karena ada vagina dan penis kecilKadang juga mengalami kelainan saluran kencing luar, yaitu ada di kantung pelir atau bawah penis yang kecilDasar kelainan AIS, ujar Paulus, terkait dengan kromosom X atau diwariskan dari ibu.

"Kalau Nizar mengalami CAIS, agaknya, dalam kasus Maemunah mengalami parsial AISPeristiwa ini terjadi hanya satu kasus di antara 20.000 kelahiran hidup," bebernya.

Paulus menerangkan, jika Maemunah ingin memastikan status kelaminnya, mau tidak mau, dia harus memastikan kromosomnya terlebih dahuluPaulus menyarankan, bila Mae diperiksakan ke RS Karyadi, dia bisa mendatangi Central for Biomedical Research (Cebior) untuk melakukan tes kariotip (analisis kromosom).

"Dalam satu minggu, biasanya hasil kromosom sudah bisa diketahuiBiaya yang dikeluarkan untuk itu sekitar Rp 1 juta," ucapnya(ttg/ina/nun/jpnn/c4/ari)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anak-Anak Muslim Komunitas Punk Berdakwah lewat Punkajian


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler