Takziah di Rumah Duka BJ Habibie di Munchen, Jerman

Dari Swiss Paling Dekat, Ikut Yasinan hingga Tengah Malam

Selasa, 25 Mei 2010 – 07:35 WIB
DUKA- BJ Habibie menyambut Djoko Susilo, duta besar Indonesia untuk Swiss di rumah duka di Munchen, Jerman. -DJOKO SUSILO for Jawa Pos-
BAGAIMANA suasana di rumah duka B.JHabibie di Munchen, Jerman, menyambut kedatangan jenazah Hasri Ainun Besari Habibie? Mantan wartawan Jawa Pos yang kini menjadi Dubes RI untuk Swiss DJOKO SUSILO, Minggu (23/5), menyempatkan bertakziah

BACA JUGA: Detik-Detik Terakhir Mantan Ibu Negara Hasri Ainun Habibie

Inilah laporannya.

 
Meski saya berada di negara lain, yakni di Bern, Switzerland (Swiss), secara geografis saya justru menjadi pejabat RI yang terdekat dengan keluarga B.J
Habibie yang tinggal di Munchen, Bavaria, Jerman Selatan.

Saya hanya butuh empat jam untuk tiba di rumah Pak Habibie

BACA JUGA: Anti Batu, Mampu Rekam Demo dari Jarak 500 Meter

Sementara itu, para pejabat KJRI (Konsul Jenderal Republik Indonesia) Frankfurt perlu waktu sekitar enam jam, KBRI di Berlin butuh waktu delapan jam, dan para pejabat KJRI Hamburg perlu waktu hampir sembilan jam.

Saya pun menyempatkan waktu untuk bertakziah ke almarhumah Hj Hasri Ainun Besari Habibie
Tidak hanya karena posisi saya yang sangat dekat secara geografis, tapi juga karena melihat sosok Pak Habibie yang dengan segala kelebihan serta kekurangannya sudah berbuat banyak bagi kemajuan bangsa Indonesia

BACA JUGA: Anak-Anak Muslim Komunitas Punk Berdakwah lewat Punkajian



Selain itu, adik Habibie, yakni Fanny Habibie, Dubes RI di Den Haag, Belanda, adalah kolega sayaKarena itu, saya merasa perlu memberikan penghormatan terakhir untuk Ibu Ainun Habibie yang cinta dan perhatiannya kepada Pak Habibie sangat luar biasaBahkan, bagi teman-teman di Jerman, hal tersebut sudah menjadi legenda, mirip cerita roman Romeo and Juliet yang sangat terkenal itu.

Saya ke Munchen juga karena tahu di kota itu tidak banyak ekspatriat IndonesiaApalagi kalau harus baca Surat Yasin dan mendirikan salat jenazahBenar dugaan sayaKetika tiba di rumah Habibie di Heilmann Strasse, kawasan elite Munchen yang asri, pukul 18.15 waktu setempat, situasi masih sepiYang ada hanya beberapa petugas KBRI Berlin

Tidak ada karangan bunga sama sekaliSebab, keluarga sudah memberi tahu semua pihak agar tidak mengirimkan karangan bungaTapi, mereka menyarankan agar uang pembelian karangan bunga disumbangkan untuk sebuah rumah sakit di Jakarta

Begitu tiba di rumah duka, seperti biasa, saya mengisi buku duka citaLalu, saya menemui kolega saya, Fanny Habibie, Dubes RI di Belanda yang menjadi shohibul baitDia sangat terharu atas kehadiran sayaApalagi, kami sudah agak lama tidak berjumpa, sejak dia bertugas di Belanda tiga tahun lalu

Bisa dikatakan, semua kegiatan di rumah Pak Habibie dikoordinasi FannySebab, sejak Ibu Ainun masuk rumah sakit dua bulan lalu, Habibie tidak pernah meninggalkan rumah sakitDia selalu berada di sisi istri yang sangat dicintainya ituSampai detik terakhir.

Rumah keluarga Habibie yang cukup besar di Munchen itu dibeli sejak sebelum dirinya menjadi pejabat di IndonesiaNuansa intelektualnya sangat terasaBegitu banyak buku, majalah, serta monografi hasil riset berbagai bidang

Itu menunjukkan, sekalipun Pak Habibie sudah tidak menjadi pejabat tinggi negara, minat keilmuannya sangat tinggi dan tidak pernah berhentiSangat jarang saya menemukan kediaman pemimpin Indonesia yang mempunyai citra dan nuansa intelektual sehebat beliau.

Terus terang, saya yang jauh lebih muda sangat malu karena tidak memiliki semangat setinggi beliauBahasa Jerman dan Inggris-nya sangat perfectKabarnya, beliau juga memahami bahasa Prancis

Minggu (23/5) malam itu, acara Yasinan direncanakan dimulai pukul 19.00 dan berakhir pukul 21.00 untuk dilanjutkan salat magrib bersamaMohon maklum, memasuki musim panas seperti sekarang ini, kami di Eropa baru menjalankan salat magrib pukul 21.00 dan sudah harus bangun salat subuh pukul 03.30Isyanya sekitar setengah dua belas malam.

Namun, karena teman-teman yang mau membaca Surat Yasin umumnya dari luar Munchen, acara baru bisa dimulai pukul 19.30 yang dipimpin H Saiful, imam Masjid Al Falah Den HaagMemang, Dubes Fanny Habibie membawa rombongan khusus dari Belanda karena mereka yang menangani segala persiapan sebelum keberangkatan jenazah ke Jakarta dengan dukungan semua pejabat konsuler serta KBRI di Jerman.

Dubes Berlin Edhy Pratomo dan Wakil Dubes untuk Belanda Umar Hadi ikut menyimak bacaan Surat Yasin dengan jamaah lainnyaAda sekitar 25 orang yang ikut hadir membaca Surat YasinSemua membaca dan menyimak dengan khusyukSaya juga melihat beberapa di antara mereka sampai berlinang air mata mengingat kecintaannya kepada keluarga Habibie.

Selesai pembacaan Surat Yasin, kami berdoa bersama dan kemudian menjalankan salat magrib berjamaahSetelah magrib, tamu mulai berdatanganKebanyakan warga IndonesiaAda beberapa kolega JermanTapi, warga Indonesia tetap yang banyak

Meski demikian, sampai sekitar pukul 23.00, saya perkirakan ada lima puluh hingga enam puluh warga yang bertakziah di rumah dukaItu wajar sajaSebab, tidak banyak warga Indonesia di MunchenJuga, di Jerman, takziah itu by invitationTidak seperti di kampung kita yang otomatis warga akan datang ramai-ramai begitu ada tetangga yang meninggalMaklum, prosesi pemakaman diangggap urusan sangat privat bagi orang Eropa.

Akhirnya, pukul setengah dua belas malam, jenazah Ibu Ainun tibaSuasana di luar rumah agak gelap dan dingin, meski ini bukan musim dinginFanny Habibie sebagai wakil keluarga menyambut di depan rumah didampingi Dubes Berlin Edhy Pratomo yang mewakili pemerintah RI

Para petugas secara bersama mengangkat peti jenazah dan membawanya masuk ke rumah untuk disemayamkanJenazah dibawa ke ruang tengah di lantai tiga yang cukup lapangDi ruangan itu sudah disiapkan meja besar yang ditutupi kain putih, tempat peti jenazah diletakkan.

Kami kemudian menyalati jenazahAda sekitar tiga saf, tiga puluhan orangPak Habibie beserta dua putranya, Dr Ilham Habibie dan Tareq Kemal Habibie, ikut menjadi makmumSetelah selesai salat dan berdoa, kami bubar dan ruangan tersebut ditutupRuangan itu hanya untuk Habibie menghabiskan malam terakhirnya dengan jenazah Ibu Ainun di MunchenTentu, itu merupakan masalah yang sangat privat dan semua orang bisa memaklumi, mengingat besarnya cinta Pak Habibie kepada Ibu Ainun.

Senin pagi (24/5) waktu Munchen, jenazah Ibu Ainun dibawa ke bandara sekitar pukul 07.00 (pukul 12.00 WIB) karena harus melalui penyelesaian administrasi sebelum diterbangkan ke IndonesiaPukul 09.00, pesawat Boeing 747 GIA tiba dan kembali ke Jakarta dua jam kemudian dengan membawa Habibie bersama jenazah istri yang dicintainyaMantan presiden RI itu tidak mau berpisah walau sekejap saja dari jenazah sang istri.

Diperkirakan, pagi ini pukul 05.00 waktu Jakarta, pesawat yang membawa jenazah almarhumah tiba di Bandara Halim PerdanakusumaDari bandara, jenazah akan disemayamkan di rumah duka di Jalan Patra Kuningan XIII, JakartaKemudian, sekitar pukul 11.00, jenazah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan KalibataMenurut rencana, upacara pemakaman secara kenegaraan itu dipimpin langsung Presiden Susilo Bambang YudhoyonoSelamat jalan Bu Ainun. (thedjokosusilo@gmail.com/c5/a ri)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lebih Legit, Rasanya Seperti Durian Campur Susu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler