Permen Ekspor Gas Molor

Sabtu, 20 September 2008 – 12:30 WIB
JAKARTA - Rencana pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri (Permen) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tentang patokan ekspor gas sudah pasti molorIni terkait dengan renegosiasi harga penjualan gas Tangguh ke pembeli Fujian di Tiongkok

BACA JUGA: Cegah Krisis, BI Perpanjang Jangka Repo



Menurut Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Permen ekspor gas merupakan terjemahan dari kebijakan pemerintah dengan dunia internasional
''Ini terkait government act

BACA JUGA: 6500 Perda Hambat Investasi

Dengan kita mulai renegosiasi ini (LNG Tangguh, red), jadi belum akan dikeluarkan dalam waktu dekat,'' ujarnya di Jakarta, Jumat (19/9).

Permen ESDM tentang ekspor gas sebenarnya sudah disiapkan sejak awal tahun
Langkah ini merupakan upaya optimalisasi penerimaan negara dari sektor gas

BACA JUGA: Pemerintah Optimistis Krisis AS Tak Pengaruhi RI

Pasalnya, sebagian besar kontrak jangka panjang eskpor gas yang sudah diteken, harganya diniai terlalu murah, sehingga perlu diperbarui

Purnomo mengatakan, jika Permen ESDM tentang harga ekspor gas tersebut keluar sebelum renegosiasi kontrak LNG Tangguh selesai, dikhawatirkan akan menganggu proses renegosiasi yang sedang berlangsung''Kita tidak mau nantinya memberi efek terhadap jalannya renegosiasi,'' katanya.

Karena itu, lanjut Purnomo, pihaknya akan mengkaji lebih dalam kebijakan patokan harga gas ekspor yang akan dikeluarkanDengan begitu, sambung dia, diharapkan setelah Permen tersebut keluar tidak akan menimbulkan persoalan lain.

Sebelumnya, Staf Ahli Menteri ESDM Kardaya Warnika mengatakan, selain negosiasi kontrak gas Tangguh yang selama ini ramai diberitakan, pemerintah juga tengah berupaya melakukan renegosiasi ekspor gas ke Malaysia''Pada dasarnya, kita akan bicara dengan semua pembeli gas,'' sambung Kardaya.

Kardaya mengatakan, pemerintah akan meninjau ulang semua kontrak ekspor gas yang dirasa kurang bisa memberikan penerimaan negara secara optimal, karena harga rendah''Kita upayakan harganya naik,'' katanya.

Saat ini, lanjut dia, salah satu yang sedang ditinjau ulang adalah kontrak eskpor gas ke Malaysia dari lapangan west natuna''Kami nilai harganya cukup rendah,'' tandasnya.

Ekspor tersebut dilakukan oleh operator lapangan West Natuna, yaitu Premier Oil and Gas serta Conoco PhillipsMenurut Kardaya, harga eskpor tersebut rendah karena menggunakan formula harga minyak dengan ceiling price atau patokan harga batas atas.(owi/bas)

BACA ARTIKEL LAINNYA... AS Terus Talangi Kredit Macet


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler