Persoalan Daya Tampung di Sekolah Negeri Masih Jadi Momok Saat PPDB

Sabtu, 04 Mei 2019 – 18:49 WIB
Orang tua siswa antri saat akan melakukan pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) anaknya di SMPN 6 batam, Selasa (26/6). Foto: Cecep Mulyana/Batam Pos/jpg

jpnn.com, BATAM - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) selalu diwarnai persoalan kurangnya daya tampung di sekolah negeri.

Hal ini terjadi karena animo masyarakat ke sekolah negeri cukup tinggi sementara daya tampung sekolah negeri terbatas.

BACA JUGA: Dua Kawasan Ekonomi Khusus di Batam Segera Diresmikan

"Tahun ini pun masih bermasalah. Permasalahannya peserta didik tidak seimbang dengan ruang kelas (sekolah negeri) yang ada," kata Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam, Andi Agung, Kamis (2/5).

Akan tetapi, dia menegaskan pihaknya telah menyiapkan sejumlah solusi. Dari menyiapkan kemungkinan menambah Ruang Kelas Baru (RKB) maupun Unit Sekolah Baru (USB), melibatkan sekolah swasta hingga opsi double shif. "Akan dilakukan bersamaan," katanya.

BACA JUGA: Pengusaha Sebut Penanganan Kasus Limbah di Batam Terlalu Lamban

Soal infrastruktur pendidikan, dia mengaku memang tidak semuanya serta merta dapat digunakan, karena butuh pembangunan, solusi ini masuk pada opsi jangka panjang. Menurutnya, RKB maupun USB dia akui beberapa wilayah memang masih kekurangan. Padahal PPDB berbasis zonasi erat kaitannya dengan ketersediaan infrastruktur tersebut.

"Sekolah, terutama SMP tidak merata, di Lubuk Baja hanya satu SMP negeri, SMP 41 Batam. Bahkan ada kelurahan yang tak ada SMP (baik swasta maupun negeri)," ungkapnya.

BACA JUGA: Jelang Ramadan, Kemendag Klaim Stok dan Harga Bahan Pokok Cukup Stabil

Dia menyampaikan, mengurai persoalan infrastruktur sekolah ini, Pemko Batam melakukan pemetaan, hingga ke depan akan ada solusi untuk mengatasinya. "Bisa saja dengan cara nambah sekolah, sampai sekarang kan SMP sampai nomor 59. Nanti bisa juga, ada SMP 60, SMP 61 dan lain-lainnya," katanya.

Untuk dua opsi lainnya, yakni pelibatan sekolah swasta dan double shift tentu akan dilakukan. Tentang opsi double shif, dia mengatakan berhadapan dengan masalah baru yakni ketersediaan guru.

"Guru ini akan kami petakan juga, mana yang berlebih di sekolah tertentu kami akan pindahkan ke sekolah yang butuh. Bulan ini juga kami akan petakan, pindahnya tak jauh dari tempat tinggal nya juga," paparnya.

Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad mengatakan sikap Pemerintah Kota Batam terkait kekurangan daya tampung di sekolah negeri yakni mendorong peserta didik juga ke sekolah swasta.

"Tapi saya yakini, tetap kita sebagian dorong ke sekolah swasta. Kami buka ruang partisipasi swasta. Sekolah negeri tak bisa mengkafer, mereka tak mampu semua anak didik yang akan masuk," imbuhnya.

Sementara untuk dua shif, ia akui sedang ada pembahasan di Disdik Batam. Dan untuk daerah-daerah tertentu.

"Bisa jadi juga double shif, jika swasta juga tak mampu. Tapi untuk daerah tertentu," pungkasnya. (*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengin Bangun Pabrik Pesawat, BJ Habibie Cek Lahan di Hang Nadim Batam


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler